SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com)–Upaya untuk mengendalikan reaktor nuklir yang meledak setelah gempa bumi dan tsunami di Jepang terus dilakukan. Operator reaktor nuklir menggunakan air dan uap untuk mendinginkan reaktor yang kian memanas.

Seperti dikutip dari Reuters, Minggu (13/3/2011), segala upaya dilakukan Pemerintah Jepang untuk menguasai keadaan. Kenaikan temperatur diakibatkan sistem pendingin yang mengalami kerusakan setelah meledaknya sistem pompa reaktor nuklir nomor 1 di kawasan pembangkit Fukushima, Jepang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami sedang melakukan dua hal sekaligus. Memanfaatkan ventilasi udara untuk mengeluarkan panas dari reaktor dan menyediakan air ke dalam reaktor,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yukio Edano, dalam konferensi pers.

Edano menuturkan, sejauh ini tidak ada pengaruh berbahaya akibat ledakan pompa reaktor nuklir nomor 1 tersebut. “Radiasi dalam tataran cukup rendah sehingga tidak mempengaruhi kesehatan masyarakat,” tuturnya.

Kepada stasiun televisi NHK, Edano mengatakan diperlukan konsentrasi penuh dalam mengatasi masalah ini. Apalagi bencana kali ini tergolong cukup besar.

“Menghadapi bencana akan membutuhkan fokus besar dan upaya oleh seluruh komponen bangsa karena merupakan bencana yang besarnya belum pernah terjadi sebelumnya,” imbaunya.

“Prioritas kami adalah untuk menyelamatkan nyawa dan kami berharap 200 milyar yen (USD 2,4 milyar) cadangan anggaran untuk tahun fiskal mencukupi. Kami tidak dapat memberikan komentar ukuran anggaran tambahan yang diperlukan untuk tahun fiskal berikutnya untuk sekarang, perlu musyawarah di parlemen,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan reaktor nuklir nomor 1 telah meledak kemarin Sabtu (12/3/2011) karena masalah serupa. Akibatnya terjadi kebocoran ‘kecil’ , zat caesium radioaktif mulai terdeteksi di lingkungan sekitar reaktor Fukushima.

Semua warga dievakuasi ke tempat yang aman. Hal ini karena peningkatan tingkat radiasi menjadi 1.000 kali skala normal. Sampai saat ini lebih dari 100 ribu warga sudah dievakuasi.

(dtc/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya