SOLOPOS.COM - Suasana Taman Pancasila Karanganyar, Jumat (7/7/2017). (Istimewa/Dokumentasi Diskominfo Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Asal-usul berdirinya Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tak bisa dilepaskan dengan jenang bekatul dan juga burung tekukur.

Selain itu, berdirinya kabupaten yang berada di timur Kota Solo ini juga terdapat peran dari Nyi Ageng Karang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga:  Profil Ustaz Abdul Somad, Ulama yang Diisukan Ditangkap Densus 88 

Nyi Ageng Karang merupakan istri Pangeran Dipanegara dari Keraton Mataram di Kartasura, Sukoharjo. Sejarah mencatat pasangan suami-istri itu berjuang melawan Belanda. Bahkan Nyi Ageng Karang membentuk laskar perempuan.

Setelah Pangeran Dipanegara ditangkap Belanda dan diasingkan ke Afrika Selatan, Nyi Ageng Karang mengasingkan diri di hutan belantara dan terus berjuangan melawan penjajah. “Cikal bakal [asal-usul] Karanganyar adalah Nyi Ageng Karang yang bertapa di hutan setelah suaminya ditangkap penjajah Belanda,” ujar seorang sesepuh masyarakat Karanganyar, Suparjono, sebagaimana diberitakan Solopos.com sebelumnya.

Baca Juga:  Mbah Dipo Telah Tiada, Siapa Pengganti Juru Kunci Gunung Semeru?

Saat bertapa, Nyi Ageng Karang mendapat wangsit akan bertemu ksatria yang akan meneruskan cita-cita luhurnya. Ksatria tersebut akan dikawal tiga pengikutnya. Dari wangsit itu, beberapa waktu kemudian, Nyi Ageng Karang bertemu dengan Raden Mas Said di dalam hutan belantara. Raden Mas Said dikawal oleh tiga pengikutnya.

Berdasarkan informasi yang dijelaskan pemerhati sejarah Solo, KRMT L Nuky Mahendranata Nagoro atau biasa dikenal Kanjeng Nuky di unggahan Instagramnya, Nyi Ageng Karang menyuguhkan jenang bekatul dan burung tekukur untuk dihidangkan kepada RM Said dan pengikutnya. Di mana jenang bekatul dan burung tekukur ini bakal menjadi asal usul lahirnya Karanganyar.

Baca Juga:  Spesifikasi dan Harga Ferrari Roma yang Baru Dibeli Deddy Corbuzier

“Sebagai tuan rumah Nyi Karang menyuguhkan jenang bekatul dan burung Tekukur. Dalam menikmati sajian tersebut, RM Said merasa kepanasan ketika menyantap jenang tersebut. Tetapi, Nyi Karang memberi contoh dengan memakan jenang tersebut dari pinggir kemudian menuju ke tengah. Rupanya Nyi Karang memberikan pencerahan kepada RM Said mengenai strategi menghadapi Belanda,” terang Kanjeng Nuky.

Sejak saat itu, tempat pertemuan mereka ini dinamai Karanganyar, yang memiliki arti pencerahan baru dari Nyi Ageng Karang.

Baca Juga:  Misteri Peri Cantik Penggoda di TPU Bonoloyo Solo, Pernah Diisengin?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya