SOLOPOS.COM - Jemunak, makanan khas Magelang untuk berbuka puasa (Instagram/@anisa.nk)

Solopos.com, MAGELANG — Di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa  Tengah, terdapat makanan khas yang ada hanya setiap bulan puasa, yaitu jemunak. Makanan ini terbuat dari olahan singkong atau ubi kayu. Seperti apa ya rasanya?

Dikutip dari Detik.com, Sabtu (25/9/2021), proses pembuatan jemunak dimulai dari singkong dikupas kulitnya hingga bersih lalu diparut. Setelah itu,  singkong dikukus sampai matang menggunakan tungku. Setelah matang, dicampur dengan ketan dan dikukus kembali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selanjutnya, singkong dan ketan ditumbuk di lumpang sekitar 15 menit. Begitu sudar tercampur merata,  jemunak dibungkus dengan daun pisang. Jemunak ini disajikan dengan taburan kelapa parut dan saus gula merah, sehingga sekilas makanan ini mirip seperti lupis tetapi berasa kenyal.

Baca Juga: Achmad Husein, Bupati Banyumas yang Dapat Gelar Pangeran dari Keraton Solo

Ekspedisi Mudik 2024

Mbah Mujilah, pembuat jemunak mengaku sekali produksi bisa menghabiskan 20 kg singkong, lima kilogram ketan, lima butir kelapa, serta lima kilogram gula jawa. Mbah Mujilah ini tinggal di Kampung Karaharjan, Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

Untuk membuat jemunak, Mbah Mujilah dibantu anaknya, Kasmurah  dan cucu-cucunya, Danu Supriyanto dan Darti. Jemunak yang sudah jadi kemudian dititipkan ke beberapa pedagang. Ada pula yang datang langsung ke rumahnya untuk membeli jemunak tersebut.  Bahkan, pernah juga dia mendapat pesanan dari  Keraton Yogyakarta.

Pesanannya bisa beragam, antara 200 hingga 300 bungkus setiap bulan puasa tiba. Harga satu bungkus jemunak ini sangat murah, cukup Rp2.000. Saat Ramadan tiba, Mbah Mulijah juga biasa membuat jajanan pasar lainnya, seperti growol, ketan bubuk, dan kuping jawa.

Baca Juga: Waduh! 9 Daerah di Jateng Endemis Penyakit Kaki Gajah, 6 di Pantura

Dilansir dari Suara.com, saat ini tidak banyak perajin makanan di Muntilan yang menjual jemunak. Terhitung hanya ada dua sampai tiga penjual makanan menu berbuka yang menjajakan jemunak. Itu pun terbatas hanya di sekitar Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan. Hal inilah yang menyebabkan jemunak menjadi salah satu menu kuliner paling dicari selama Ramadan.

Jemunak sendiri berasal dari Bahasa Jawa kuno yang berarti enak. Meskipun sekarang banyak makanan kekinian, keberadaan jemunak masih banyak dicari oleh kebanyakan warga karena memang hanya ada selama bulan puasa saja.

Baca juga: Ada Bahaya Likuifaksi di Sirkuit Mandalika, Ini Solusi Pengelola

Selain Mbah Mujilah, pembuat jemunak lain ada Mbok Mul yang masih bertahan untuk membuat jemunak selama bulan puasa. Saat ini usaha jemunak Mbok Mul dilanjutkan oleh generasi ketiganya bernama Heru Wiyanta. Dirinya terlibat penuh usaha makanan tradisional ini sejak tahun 2000.

Menurut Heru, dari sedikit perajin jemunak di Gunungpring hanya jemunak Mbok Mul yang sanggup bertahan dari generasi ke generasi. Mereka konsisten berjualan ditengah naik turunnya harga bahan baku dan perubahan tren kuliner.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya