SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SRAGEN</strong> — Jalan itu berkelok dan naik turun. Jalan itu sebenarnya beraspal tetapi batu-batu fondasi aspalnya kelihatan.Tak sedikit kubangan kecil dan kubangan besar menyambut pengguna <a title="INFRASTRUKTUR SRAGEN : Jembatan Gambiran Nyaris Ambrol, Hanya Dibuka Satu Lajur" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180404/491/908016/infrastruktur-sragen-jembatan-gambiran-nyaris-ambrol-hanya-dibuka-satu-lajur">jalan </a>&nbsp;itu. Selain itu ada kondisi aspal yang menggelembung ke atas seperti gundukan.</p><p>Warga yang mengendarai sepeda motor kadang cepat, kadang harus melambat saat menghindari jeglongan. Apalagi saat naik mobil, penumpangnya nyaris selalu bergoyang ke kanan dan ke kiri mengikuti ritme jalannya.</p><p>Jalan itu merupakan <a title="Infrastruktur Sragen: Bupati Groundbreaking 3 Proyek Peningkatan Jalan" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180427/491/913039/infrastruktur-sragen-bupati-groundbreaking-3-proyek-peningkatan-jalan">jalan </a>&nbsp;dari Desa Bagor menuju Desa Gilirejo yang keduanya berada di wilayah Kecamatan Miri, Sragen. Dua desa itu ditempuh dalam waktu 15 menit dengan motor.</p><p>&ldquo;Kalau lewat jalan itu seperti naik kuda,&rdquo; ujar salah seorang warga spontan saat berbincang dengan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Jumat (18/5/2018).</p><p>Bupati mengakui jalan itu jelek. Ia mendengar jalan itu terakhir dibangun pada masa kepemimpinan Bupati Untung Wiyono yang tidak lain adalah ayahnya. <a title="Infrastruktur Sragen: Rusak Parah, Jalan Tunjungan-Gondang Jadi Kebun" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180410/491/909589/infrastruktur-sragen-rusak-parah-jalan-tunjungan-gondang-jadi-kebun-">Jalan </a>&nbsp;itulah satu-satunya akses bagi 3.875 jiwa atau 1.353 keluarga di Desa Gilirejo (lama).</p><p>Desa Bagor merupakan batas daratan bagi Desa Gilirejo karena batas lainnya berupa perairan Waduk Kedung Ombo (WKO). &ldquo;Dulu itu Desa Gilirejo itu hanya satu. Kemudian terjadi pemekaran karena jaraknya yang jauh, yakni muncul Desa Gilirejo Baru," ujar Karso, 57, Wakil Ketua RT 006, Dukuh Tanggulrejo, Desa Gilirejo, Miri, Sragen, saat berbincang dengan Solopos.com di depan Masjid Nur Hidayah dukuh setempat, Jumat.</p><p>Warga Gilirejo lama yang hendak ke Gilirejo Baru harus menempuh jarak 25 km. Jalannya harus memutar ke Desa Bagor, Brojol, Jeruk, sampai lewat daerah Kacangan di Kabupaten Boyolali.</p><p>"Seandainya ada jembatan penghubung yang melintang di atas perairan WKO tentu jaraknya lebih dekat dan tidak perlu memutar,&rdquo; ujar Karso.<br /> <br />Karso mendengar Pemkab Sragen akan membangunkan jembatan harapan warga yang melintang di perairan WKO itu. Namun kabar itu kapan bakal terwujud tak satu pun warga Gilirejo yang mengetahui.</p><p>Sembari menunggu jembatan itu terealisasi, Karso cukup senang ada realisasi pembangunan Jembatan Muneng di Bagor. Kendati lokasi jembatan itu tidak di Gilirejo tetapi keberadaan jembatan itu sangat membantu warga Gilirejo karena tidak terisolasi lagi.</p><p>&ldquo;Jembatan Muneng di atas Kali Tengah itu sangat curam dan di situ sering terjadi kecelakaan. Warga di Gilirejo yang membangun rumah harus mendatangkan material dari Miri. Saat truk bermuatan material sering kecelakaan di jembatan itu karena tak mampu menaiki tanjakan dengan kemiringan 90 derajat itu,&rdquo; ujar Sekretaris Desa Gilirejo Parsidi.</p><p>Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sragen, Marija, saat meninjau Jembatan Muneng menyinggung tentang rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan dua desa Gilirejo itu. &ldquo;DED [detail engineering design] sudah selesai dibuat 2017 lalu. Jembatan yang melintang di WKO itu membutuhkan dana Rp75 miliar. Panjang jembatannya 600 meter dan lebarnya 6 meter,&rdquo; ujarnya.</p><p>Marija belum bisa menjawab kapan jembatan itu bisa terealisasi. Marija memberikan konsep jembatan yang didesain memiliki sentuhan seni. Jembatan itu bakal didesain sebagai salah satu objek wisata di Sragen.</p><p>&ldquo;Ya, bisa jadi tempat swafoto. Nanti ada sentuhan seni pada langgam arsitekturnya. Ke depannya, kawasan Gilirejo lama dan Gilirejo Baru akan dijadikan daerah agropolitan, yakni pengembangan buah-buahan,&rdquo; tuturnya.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya