SOLOPOS.COM - Jembatan sasak yang menghubungkan Kampung Beton, Sewu, Solo, dengan Gadingan, Mojolaban, Sukoharjo, masih ditutup pada Minggu (2/10/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com,SOLOJembatan sasak yang menghubungkan Mojolaban, Sukoharjo, dengan Kampung Beton, Kelurahan Sewu, Jebres, Solo, ditutup sejak Sabtu (1/10/2022). Menurut informasi, penutupan itu karena tinggi muka air (TMA) Sungai Bengawan Solo yang naik cukup tinggi sehingga membahayakan pengguna jembatan sasak.

Jembatan yang menjadi jalur alternatif sekaligus jalan pintas selama penutupan Jembatan Mojo ditutup itu masih ditutup hingga Minggu siang. Arus sungai juga masih tampak deras dan tinggi membuat jembatan sasak di Beton belum bisa dilewati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lukman, salah satu warga Kampung Beton, Sewu, yang juga ikut membantu warga menyeberang mengatakan jembatan sasak ditutup karena tingginya gelombang Sungai Bengawan Solo.

“Dari kemarin Jumat [30/9/2022], jembatannya sudah tidak bisa dilewati, soalnya arusnya lumayan tinggi. Jembatannya goyang dan kelelep, takutnya kalau dilewati nanti malah bebannya nambah dan talinya putus,” jelasnya kepada Solopos.com, Minggu (2/10/2022).

Pernyataan Lukman diamini Gunawan yang juga ikut membantu mengoperasikan jembatan sasak. Menurutnya, ada kerugian selama jembatan sasak belum bisa beroperasi. “Wah sepet nek gini, lha jembatannya enggak jalan, uang rokok enggak ada, pemasukan juga seret wong enggak ada yang lewat,” keluhnya.

Baca Juga: Arus Kencang dan Debit Air Naik, Jembatan Sasak Gadingan-Beton Solo Ditutup

Gunawan menambahkan jembatan sasak mestinya tetap dibuka, apalagi warga banyak yang enggan memutar jauh saat Jembatan Jurug B dan Jembatan Mojo Solo ditutup untuk perbaikan.

”Sebenarnya dibuka saja aman, arusnya emang deras tapi masih aman lah buat dilewati. Warga juga kan di sini pengin lewat juga, lah kalau ditutup begini, mereka harus muter jauh kan ya kasihan,” ulasnya.

Penutupan jembatan sasak di Bengawan Solo ini juga dikeluhkan pengelola lain, Hala. Ia mengakui ada kerugian besar saat jembatan tidak beroperasi. Kerugian tersebut mencapai Rp6 juta per harinya.

Baca Juga: Debit Air Bengawan Solo Tinggi, Dua Jembatan Sasak Tak Beroperasi

“Saya suruh tutup total takutnya kalau dibuka dan tidak ada yang lewat, tidak bisa membayar upah 49 pekerja yang di sana, kalau dihitung, ongkos makan rokok operasional mencapai Rp6 jutaan,” keluhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya