SOLOPOS.COM - Pengguna jalan melintasi jembatan Bentangan yang ada di Wunut, Tulung, Klaten, Selasa (26/11/2013). (JIBI/Solopos/Shoqib Angriawan)

Solopos.com, KLATEN — Tanah di bahu jalan sebelah selatan Jembatan Bentangan, Wunut, Tulung mengalami longsor hingga lebih dari 2 m. Akibatnya, jembatan yang menjadi penghubung Klaten-Boyolali tersebut terancam ambrol.

Pantauan Solopos.com di lokasi, Selasa (26/11/2013), tanah yang longsor hampir menyentuh jalan menuju jembatan. Ironisnya, tanah yang longsor tersebut sudah melebihi pagar jembatan. Hal itu menyebabkan pengguna jalan harus ekstra hati-hati agar tidak terjerembab ke dalam Sungai Wunut yang memiliki kedalaman lebih dari 15 m.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, warga memasang pagar pembatas yang terbuat dari bambu. Hal itu dilakukan supaya pengguna jalan tidak mepet ke bagian tanah yang longsor saat hendak melewati jembatan berukuran 4 m x 20 m itu.

Kepala Desa (Kades) Wunut, Iwan Sulistiya, mengungkapkan longsornya tanah di sebelah selatan jembatan mulai terjadi sejak tiga tahun silam. Pihaknya mengaku sudah beberapa kali melaporkan kerusakan jembatan kepada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten. “Kami sudah beberapa kali melaporkannya ke DPU, tapi belum mendapatkan respons positif,” katanya kepada wartawan di lokasi, Selasa.

Untuk sementara ini, pihak desa baru bisa memasang pengaman berupa pagar yang terbuat dari bambu. Pasalnya, dalam setahun terakhir sudah ada dua korban yang jatuh ke dalam sungai akibat longsornya tanah tersebut. “Korbannya naik motor semua dan jatuh ke dalam jurang sedalam 15-an m. Untung hanya luka-luka,” katanya.

Lebih lanjut, Iwan mengatakan jembatan yang menjadi akses utama dari Wunut, Wunut, Tulung, Klaten menuju Bentangan, Doplang, Teras, Boyolali dan sebaliknya itu belum pernah direnovasi sejak puluhan tahun silam. “Belum pernah direnovasi, padahal sudah sangat tua. Hal itu bisa dilihat dari pagar jembatan yang masih terbuat dari besi seperti buatan zaman Belanda,” paparnya.

Jika tidak segera diperbaiki, sambung dia, jembatan tersebut bisa putus sewaktu-waktu. Hal itu menyebabkan warga harus memutar arah dan menempuh jarak 6 km dari Tulung menuju Boyolali. Sementara itu, salah satu warga Tulung, Endang Dwi, berpendapat jembatan tersebut juga menjadi akses masyarakat menuju sejumlah kawasan wisata di Klaten maupun Boyolali. Jika tidak segera dilakukan perbaikan, menurutnya, pemerintah kedua kabupaten bakal mengalami kerugian.

“Kalau sampai ambrol, warga juga jadi malas memutar karena tempat wisatanya jadi lebih jauh,” ungkapnya. Di sekitar jembatan tersebut juga tidak diberi fasilitas berupa lampu penerangan, sehingga rawan terjadi kecelakaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya