SOLOPOS.COM - Proyek underpass Kulur, Kulonprogo (JIBI/Harian Jogja/dok)

Harianjogja.com, TEMON-Proyek pembangunan jembatan layang Kulur yang berlokasi di Dusun Polodadi, Desa Kulur, Kecamatan Temon dikaji ulang. Langkah ini menjadi tindak lanjut dari keberadaan underpass yang sampai saat ini belum bisa dimanfaatkan sesuai fungsinya serta mencari solusi dari keluhan warga.

Seperti yang diketahui melalui pemberitaan yang telah lalu, Underpass Kulur masih tergenang air sehingga belum bisa digunakan. Tidak hanya itu, warga juga menuding mesin diesel yang digunakan untuk memompa air dari underpass sebagai penyebab sumur penduduk kering, dan sebagainya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Gusdi Hartono mengaku kajian ulang yang dilakukan kali ini lebih komprehensif, yakni memandang underpass sebagai bagian dari kawasan yang tidak bisa dilepaskan dari bagian di sekitarnya, seperti areal pertanian dan pemukiman penduduk.

“Kalau sebelumnya, pemkab Kulonprogo hanya melakukan satu kajian saja dan belum memasukkan pertimbangan wilayah di sekitar, salah satu dampaknya penggunaan pompa yang seharusnya untuk menyedot air supaya tidak menggenangi underpass justru dituduh berdampak pada penurunan air tanah yang membuat sumur penduduk kering, ,” ujarnya saat ditemui di kantor Dinas PU Kulonprogo, Rabu (10/9/2014).

Dikatakannya, kajian kawasan yang komprehensif akan dilakukan oleh Pemda DIY dan hasil kajian akan menentukan solusi yang diterapkan untuk persoalan di areal tersebut. Ia memaparkan, Detailed Engineering Design (DED) akan dibuat berdasarkan solusi yang ditetapkan lalu dilakukan pembagian berdasarkan wilayah kerja.

Gusdi menjelaskan pembagian wilayah kerja diperlukan mengingat kawasan Underpass Kulur tidak hanya milik Pemkab Kulonprogo, sebab jalan yang digunakan untuk underpass milik Pemda DIY dan saluran irigasi yang berada di sekitarnya di bawah naungan Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO).

Ia mengungkapkan, persoalan yang dihadapi dalam pembangunan Underpass Kulur kompleks sehingga Pemkab Kulonprogo tidak bisa bekerja sendiri. Targetnya, kajian kawasan selesai pada 2015 dan underpass Kulur bisa berfungsi paling lambat 2017.

Kabag Pembangunan Desa Kulur Supardi menuturkan saat musim kemarau, underpass bisa digunakan, namun menjadi penuh genangan air saat musim hujan. “Jadi underpass sekarang ditutup untuk sementara waktu karena kendala teknis, mesin diesel yang diterapkan juga belum bisa berfungsi maksimal karena belum ada saluran pembuangan air,” jabarnya.

Kendati demikian, kata dia, warga berharap underpass bisa segera beroperasi karena rel lintasan ganda membuat lalu lintas di wilayah tersebut padat dan membuat pengguna jalan kurang nyaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya