Solopos.com, SOLO–Jembatan Jurug B yang nantinya dibongkar dibangun kembali menggunakan teknologi terbaru yang lebih efisien dan secara estetika lebih bagus.
Seperti diketahui, saat ini Jembatan Jurug B menggunakan struktur baja Callender Hamilton (CH) yang sudah usang.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Selain itu, jembatan Hamilton dianggap tidak bisa lagi menahan Muatan Sumbu Terberat (MST) sebesar 10 ton.
General Manager Konstruksi PT Baja Titian Utama sebagai Badan Usaha KPBU Penggantian dan atau Duplikasi Jembatan Rangaka Baja Cale der Hamilton se Pulau Jawa, Bambang Nurhadi, kepada Solopos.com, Selasa (5/7/2022), menjelaskan nantinya ketika dibangun, Jembatan Jurug B menggunakan teknologi baru, yaitu Steel Box Girder.
“Nantinya setelah kita bangun ulang, struktur gelagar kita ganti dengan yang baru yaitu Steel Box Girder, struktur ini akan lebih bagus secara estetika dan lebih kuat,” jelasnya.
Selain itu, lantai jembatan nantinya menggunakan beton dengan permukaan perkerasan lantai jembatan menggunakan aspal setebal empat sentimeter.
Dikutip dari laman PT Bukaka Teknik Utama, Box Girder Bridge adalah jembatan yang terdiri atas komponen box baja yang dirakit dengan baut. Jembatan Box Girder direncanakan dengan lebar lantai kendaraan dan pedestrian sesuai kebutuhan.
Bentang jembatan ini terdiri atas dua jenis yaitu Bentang Standar berkisar antara 30 Meter sampai dengan 60 Meter dan Bentang Panjang berkisar antara 60 Meter sampai dengan 200 Meter.
Untuk lantai kendaraan, jembatan jenis ini menggunakan sistem komposit dimana pelat beton bekerja sama dengan box girder dalam memikul beban pasif dan beban aktif.
Beberapa contoh penggunaan struktur Box Girder adalah Fly Over Jembatan Pesanggrahan, Jembatan Baja Laguna Grand Kamala, Jembatan Fly Over Daan Mogot, Jakarta dan Fly Over Roxy Jakarta.