SOLOPOS.COM - Seorang pengendara melintasi jembatan gantung Dusun Jeruklegi, Desa Katongan, Selasa (15/3/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Jembatan gantung Jeruklegi di Gunungkidul berisik dan bergoyang saat dilewati

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Belum genap setahun pembangunan jembatan gantung di Dusun Jeruklegi, Desa Katongan, Nglipar. Namun kondisinya sudah mulai rusak, seperti apa kondisi jembatan itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jembatan gantung yang melintas di aliran Sungai Oya di Dusun Jeruklegi termasuk unik, karena jembatan gantung hanya ada beberapa di wilayah Gunungkidul. Pembangunan jembatan ini dilakukan pada Mei 2015 lalu yang melibatkan anggota TNI dengan warga masyarakat setempat.

Sepintas tidak ada yang salah dari bentuk bangunan itu, karena di kedua sisi terdapat tiang besi setinggi lima meter sebagai pondasi. Dari empat tiang itu saling tersambung dengan untaian besi sehingga membentuk rangka jembatan.

Sementara itu, untuk menghubungkan antara kedua sisi seberang terdapat puluhan lempengan besi ukuran sekitar satu meter yang terpasang. Dilihat sepintas, bangunan itu terlihat kokoh, tapi bagi orang yang lewat, khususnya menggunakan sepeda motor harus berhati-hati. Pasalnya lempengan besi yang terpasang sudah mulai kendor, sehingga saat melintas menimbulkan suara berisik.

Kondisi ini belum seberapa, karena saat sampai di tengah-tengah, jembatan akan bergoyang. Hal tersebut terjadi karena akumulasi getaran yang terjadi di sepanjang perjalanan. Bagi warga setempat, kondisi itu mungkin sudah biasa tapi bagi yang belum melintas kesan takut akan jatuh pasti muncul sehingga ingin cepat-cepat sampai di ujung jembatan.

“Rasa was-was itu pasti ada. Jujur saya baru sekali melintas jembatan ini,” kata Damar salah seorang pengendara yang melintas, baru-baru ini.

Meski sudah mulai ada kerusakan, jembatan ini merupakan fasilitas yang penting bagi warga di Dusun Jeruklegi, khususnya warga di RT 04/RW 05. Sebenarnya untuk beraktivitas, warga bisa memilih jalan lain, namun warga harus memutar sehingga waktu tempuh yang digunakan bisa lebih lama.

“Kalau mau yang lebih aman, warga harus memutar. Jadi saat akan menuju ke balai desa butuh waktu yang lebih lama lagi,” kata Nur Rohmad.

Tidak jauh dari jembatan, sebenarnya ada jalur alternative lain. Sebuah dam lengkap dengan jembatan gorong yang membelah Sungai Oya. Namun saat musim hujan seperti sekarang, jalan itu tak bisa dilalui karena sering kali terendam banjir. “Mau tidak mau warga harus melalui jembatan gantung,” katanya.

Dia pun berharap agar jembatan gantung bisa diperbaiki sehingga warga yang melintas tidak was-was. “Kondisinya memang seperti itu, padahal pembangunannya belum ada setahun,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dusun Jeruklegi, Sumino mengakui bahwa jembatan gantung yang ada sedikit mengalami kerusakan. Menurut dia, kerusakan itu terjadi karena adanya mesin traktor yang melintas dan membuat lempengan besi yang ada menjadi kendor.

“Kalau dari sisi bangunan sebenarnya masih kuat dan butuh sedikit perawatan kecil, maka kondisi jembatan akan kembali normal,” kata Sumino.

Dia menjelaskan, untuk proses perawatan sudah mengusulkan ke Pemerintah Desa. Namun hingga sekarang belum ada upaya untuk melakukan perbaikan. Rencananya Sumino akan mengajak warga sekitar untuk melakukan perbaikan secara swadaya. Toh saat pembangunan setahun lalu, warga juga ikut andil bagian. “Pasti akan kita perbaiki, meski warga harus bekerja bakti bersama-sama,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya