SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

EMBATAN BAWU--Seorang warga melewati Jembatan Bawu di Kecamatan Kemusu, Boyolali, belum lama ini. (JIBI/SOLOPOS/ Yus Mei Sawitri)

BOYOLALI–Seiring kerap terputusnya akses penghubung Desa Bawu dan Klewor, Kecamatan Kemusu, Boyolali akibat terendam air Waduk Kedungombo, warga Desa Bawu mengambil tindakan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Solusi yang dipilih adalah menyambung jembatan Bawu supaya tetap bisa dilewati, termasuk ketika elevasi air waduk meningkat.

Jembatan Bawu memang masih bisa dilewati kendati permukaan air Waduk Kedungombo naik. Namun daratan di ujung jembatan Bawu biasanya terendam saat elevasi air waduk meningkat. Imbasnya, warga desa Bawu atau Klewor harus menggunakan jasa perahu untuk bisa mencapai wilayah satu sama lain. Kondisi seperti itu kembali dialami warga setempat dalam sepekan terakhir.

“Jembatannya ini tidak banyak membantu kalau musim hujan datang. Soalnya daratan di ujung jembatan, yang dekat dengan Desa Bawu terendam. Kalau mau lewat, terpaksa warga menyeberang dengan menggunakan perahu. Bayarnya sekali menyeberang sebesar Rp 1.000,” kata warga Desa Bawu, Mintoharjo, yang ditemui Espos di dekat jembatan, belum lama ini.

Mintoharjo mengatakan warga sudah beberapa kali mengusulkan kepada Pemkab supaya jembatan yang melintang di atas Sungai Braholo itu dibangun. Namun tak kunjung ada respons positif dari Pemkab. Oleh karena itu, warga Bawu berinisiatif memperpanjang jembatan itu dengan berswadaya.

Dia menjelaskan masing-masing kepala keluarga (KK) ditarik iuran senilai Rp50.000 sampai Rp60.000. Sebagian uang yang terkumpul telah digunakan untuk membangun enam buah tiang. Namun pembangunan terpaksa dihentikan sementara karena sungai banjir dan daratan di ujung jembatan lama terendam air. Rencananya, panjang jembatan tambahan mencapai 125 meter.

Sementara Rumini, 45, warga Bawu lainnya mengaku warga tidak keberatan ditarik iuran, asalkan akses ke Klewor dan Kecamatan Kemusu menjadi lancar. “Saya tak keberatan kalau ditarik iuran. Tapi saya sendiri belum membayar, karena belum diminta. Yang terpenting bagi kami adalah warga bisa dengan mudah melintas di jembatan kapan saja, tanpa perlu menyeberang dengan menggunakan perahu,” ujar Rumini.

JIBI/SOLOPOS/Yus Mei Sawitri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya