SOLOPOS.COM - JIlustrasi Jembatan Bacem di Telukan, Sukoharjo (Solopos/Dok)

Solopos.com, SUKOHARJO – Jembatan Bacem di Sukoharjo, Jawa Tengah, menjadi penghubung wilayah Kota Solo dengan Sukoharjo yang dipisahkan Sungai Bengawan Solo. Jembatan ini merupakan saksi sejarah kelam eksekusi banyak orang terduga anggota dan simpatisan PKI pada 1965.

Jembatan yang dibangun oleh Paku Buwana (PB) X dengan biaya sekitar 50.000 gulden pada tahun 1908 tersebut masih berdiri kokoh. PB X Membagun jembatan memakai dana pinjaman dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda kala itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca juga: Ngegas, Mobil Tabrak Gerobak Hik & 2 Motor di Nonongan Solo, Tapi Langsung Kabur 

Tapi beberapa tahun terakhir yang tersisa hanya salah satu pilar penyangga jembatan. Warga setempat menyebut sisa pilar jembatan itu “cincim”, semacam tugu seperti dom atau jarum. Di situlah para terduga anggota PKI dieksekusi.

Pemerhati sejarah Kota Solo yang juga dosen Sejarah Universitas Sanata Dharma Jogja, Heri Priyatmoko, pernah melakukan riset dan berbincang-bincang dengan sejumlah warga sekitar lokasi tentang tragedi pembantaian di lokasi tersebut. Dari sejumlah warga dia mendapatkan informasi kejadian yang saat itu membuat situasi mencekam.

“Pernah suatu hari 20 mayat lebih tumpuk undung [menumpuk] di permukaan sungai karena debit airnya dangkal,” ujar dia, Senin (20/9/2021).

Baca juga: Weladalah! Batu Keramat di Desa Gebang Sragen Tak Bisa Dipindah Meski Pakai Eskavator

Warga yang mendapati kondisi mengerikan itu sontak bergotong royong mendorong jenazah ke tengah sungai. Tindakan tersebut dilakukan warga agar jenazah-jenazah tersebut bisa terbawa aliran air Sungai Bengawan Solo ke daerah hilir.

Sebab keberadaan tumpukan mayat itu benar-benar membuat warga merasa ketakutan. Apalagi aparat kala itu meminta warga untuk menghanyutkan mayat-mayat tersebut supaya tidak menimbulkan bau busuk yang menyengat.

“Kala itu pembantaian terjadi berbulan-bulan. Warga sekitar memilih berdiam diri di rumah. Mereka menutup pintu karena diberlakukan jam malam. Dari dalam rumah mereka mendengar suara letusan tembakan saban malam,” kata dia.

Baca juga: Mengenang Malam Tragedi Pembantaian PKI di Jembatan Bacem, Puluhan Mayat Terduga PKI Mengapung di Bengawan Solo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya