SOLOPOS.COM - Umat Budha Pedukuhan Gunung Kelir, Desa Jatimulyo, berdoa di Wihara Giriloka sebelum prosesi ke makam. (JIBI/Harian Jogja/Switzy A Sabandar)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Sebanyak 800-an umat Budha di Desa Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo membersihkan wihara menyongsong Tri Suci Waisak, Selasa (13/5/2014).

Kegiatan yang dibantu umat beragama lainnya itu dilakukan di lima wihara yang terdapat di empat pedukuhan, antara lain, Dharma Mulya di Mancetan, Giridarma di Sokomoyo, Giriloka di Gunung Kelir, serta Girisurya dan Widyadharma di Sonyo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Harsana, 45, Ketua Wihara Giriloka Gunung Kelir menuturkan kegiatan kerja bakti membersihkan wihara merupakan bagian dari rangkaian acara menuju Pujabakti Tri Suci Waisak yang akan dilaksanakan di lima wihara di Jatimulyo, Kamis (15/5/2014) pukul 01.00 WIB. “Selain umat Budha, kerja bakti juga diikuti warga setempat yang beragama lain,” ujarnya, Selasa.

Ekspedisi Mudik 2024

Rangkaian peringatan Tri Suci Waisak di Gunung Kelir, telah dilakukan sejak 1 Mei, dengan mengusung beragam kegiatan, seperti sembahyang, ziarah ke makam atau damayatra, pengambilan air suci di tujuh sumber mata air, yakni Sekletak, Dadapan, Kenteng, Kergo, Kluwih, Sarangan lor, dan Sarangan kidul.

Selain itu juga akan dilakukan prosesi kirab membawa air suci dan tandu lambang Budhis, serta amisapuja atau sesajian hasil bumi hari ini, Rabu (14/5/2014).

Diungkapkannya, tema perayaan Tri Suci Waisak kali adalah kerukunan dan keutuhan yang juga merupakan tema dari Sangha Terapada. Tema ini sesuai dengan kehidupan umat Budha di Jatimulyo yang jumlahnya relatif banyak jika dibandingkan dengan umat Budha di wilayah Kulonprogo lainnya.

“Dengan tema ini, mengingatkan umat untuk selalu menjaga kerukunan yang berimbas pada keutuhan dalam hidup bermasyarakat,” terang Harsana.

Perayaan Tri Suci Waisak di Jatimulyo akan dilakukan di wihara masing-masing. Sumartini, 40, warga Gunung Kelir, mengatakan seperti tahun sebelumnya, perayaan Tri Suci Waisak selalu diawali dengan pekan penghayatan dama yang terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan. “Baru saja, saya berdoa di wihara. Nanti siang [kemarin siang] akan ke makam untuk tabur bunga,” ujarnya.

Menurutnya, Tri Suci Waisak yang memperingati peristiwa kelahiran Pangeran Sidharta, capaian kesempurnaan Sidharta, serta wafatnya Budha Gautama, memiliki makna peneladanan sikap dan tindakan Budha Gautama, yakni jangan berbuat jahat, tambah kebajikan, serta sucikan hati dan pikiran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya