SOLOPOS.COM - PEMOTRETAN SBF-Sejumlah model mengenakan busana rancangan Djongko Rahardjo, Dwi Listyanto dan Dana Raharja saat sesi foto di Stasiun Kota, Sangkrah, Solo, Minggu (24/6). Ketiga busana itu akan ditampilkan dalam gelaran Solo Batik Fashion pada tanggal 13-16 Juli mendatang di kawasan gladak. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

PEMOTRETAN SBF-Sejumlah model mengenakan busana rancangan Djongko Rahardjo, Dwi Listyanto dan Dana Raharja saat sesi foto di Stasiun Kota, Sangkrah, Solo, Minggu (24/6). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO–Menjelang pelaksanaan solo Batik Fashion (SBF) 4 yang bakal digelar di Gladag, 13-16 Juli mendatang, panitia mengadakan sesi pemotretan model dan karya desainer di Stasiun Sangkrah, Minggu (24/6/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua umum SBF 4, Djongko Rahardjo, Minggu, mengatakan kegiatan itu merupakan satu dari serangkaian acara SBF 2012. Kegiatan itu bertujuan untuk mempublikasikan SBF 4 sekaligus mengetahui karakter masing-masing desainer melalui baju yang ditampilkan.

Dalam sesi pemotretan tersebut, setiap desainer menampilkan satu karya. Namun, tak semua desainer mengirimkan karyanya dalam pemotretan tersebut. “Bagi yang lokasinya jauh, boleh mengirimkan contoh karya lewat foto. Tak harus melakukan pemotretan dengan model di sini,” jelas Gjongko kepada wartawan di lokasi pemotretan.

Menurut Djongko, hingga saat ini sebanyak 35 desainer Solo dan sekitarnya telah mendaftar sebagai peserta SBF 4. Sementara, kuota yang dijatah pihak panitia sebanyak 40 desainer. “Setiap desainer nanti bakal menampilkan delapan karya,” ungkapnya saat ditemui wartawan di lokasi pemotretan.

Tahun ini, kata Djongko, SBF 4 mengambil tema Echo Rejuvenation. Tema tersebut memiliki makna sebagai warisan budaya lokal batik tetap mengikuti perkembangan zaman. “Intinya lewat pentas ini kami ingin  batik semakin berkembang sebagai karya bangsa,” tambahnya.

Djoko menambahkan, agar tak menghilangkan tujuan utama penyelenggaraan SBF 4, desainer dilarang menggunakan batik printing. Namun harus menggunakan batik tulis agar makna filosofi batik tersebut tak hilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya