SOLOPOS.COM - Ilustrasi gula pasir. (Freepik)

Solopos.com, SOLO – Harga gula pasir di Solo terus melonjak tajam menjelang Ramadan. Harga gula pasir eceran di pasar menembus angka Rp19.000/kilogram.

Selain harga tinggi, para pedagang eceran dibatasi jumlah kulakannya. Di sisi lain, mereka juga tidak berani menyetok dalam jumlah banyak lantaran sepi pembeli sebagai efek pembatasan fisik dan sosial pada masa pandemi Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu pedagang Sembako di Pasar Gede, Solo, Endarti, mengatakan harga gula pasir naik sejak awal wabah corona di Indonesia. Harga komoditas ini terus meroket sampai April 2020.

Nekat Maling di Karanganyar Saat Pandemi Covid-19, Polisi: Tembak di Tempat

“Kalau sekarang harganya Rp19.000/kg. Kalau kulakan satu karung sekitar Rp800.000-an. Saya juga enggak berani ambil banyak. Selain dibatasi, pembeli di pasar juga sepi,” ujarnya, saat ditemui Solopos.com, Selasa (21/4/2020).

Endarti menjelaskan jika biasanya ia kulakan gula pasir sekitar satu karung ukuran 50 kilogram (kg) untuk beberapa hari saja, kini ia hanya mengambil sekitar 10 kg. Menurutnya, tingginya harga gula pasir serta minimnya jumlah konsumen membuat warga Solo enggan menyetok dalam jumlah banyak.

Di sisi lain, sales dari distributor juga membatasi kulakan untuk gula pasir bermerek seperti Gulaku. Menurutnya, satu pedagang eceran hanya boleh membeli 1-2 karton saja isi 24 bungkus ukuran 1 kg.

Distributor juga tidak bisa mengirim komoditas tersebut setiap pekan. Tetapi sekitar dua kali dalam sebulan. Gula pasir Gulaku ini dijual dengan harga Rp17.000/kg atau mengikuti harga gula pasir curah.

Nekat Pulang, Pemudik Grogol Sukoharjo Wajib Karantina di Gedung Beralaskan Tikar

Harga Gula Pasir di Solo Tidak Stabil

Pedagang lain di Solo, Isna, mengaku harga gula pasir naik turun setiap harinya. Menurutnya, awal pekan ini harganya sekitar Rp18.000–Rp19.000/kg.

Biasanya ia kulakan sekarung gula pasir dan habis dalam sehari. Akan tetapi, sekarang ia hanya berani menyetok sekitar 20 kg. Stok ini pun baru habis dalam beberapa hari.

“Harganya mahal [gula pasir], pembelinya juga sedikit. Kalau Gulaku juga dibatasi dari sales, biasanya bisa dapat 3 karton sekarang paling 1-2 karton,” paparnya.

Polres Wonogiri Bentuk Tim Pemulasaraan Jenazah Covid-19

Sementara itu, Lurah Pasar Gede, Agus Suparto, memastikan stok komoditas bahan pangan aman di pasarnya menjelang Ramadan dan Lebaran. Dari hasil pantauan harga, sejumlah komoditas memang mengalami kenaikan, tapi masih wajar.

Menurutnya, informasi bahan pokok ia laporkan kepada tim Satber Pangan maupun Dinas Pertanian Kota Solo setiap harinya.

“Stok sembako aman, hanya harga gula pasir masih tinggi. Kondisinya pasar memang sepi jika dibandingkan dengan hari biasa sebelum adanya wabah Covid-19,” jelasnya.

Pengganti Masker Covid-19, Emak-Emak Pakai Topeng Macan

Gula Pasir Penyumbang Inflasi Terbesar

Dari hasil pantauan Solopos.com, pada sistem informasi harga dan produksi komoditi (Sihati) hargajateng.com di Solo, pada Selasa sore, harga gula pasir kristal putih kualitas medium mencapai Rp17.500/kg. Sebelumnya, gula pasir ini menembus angka Rp18.000/kg pada awal April ini. Setelah itu harganya naik turun setiap hari.

Sebelumnya, gula pasir menjadi penyumbang inflasi terbesar di Kota Solo pada Maret 2020. Hal ini dipengaruhi pasokan yang menipis sementara permintaan masyarakat tinggi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, Totok Tavirijanto, mengatakan Kota Solo mengalami inflasi sebesar 0,01% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 103,76. Menurutnya, inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka IHK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya