SOLOPOS.COM - Ilustrasi razia pengemis, gelandangan dan orang telantar (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BANTUL — Menjelang Ramadan, Satpol PP Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, bakal menggencarkan operasi gelandangan dan pengemis (gepeng). Hal ini karena pada momen puasa Ramadan hingga Lebaran, biasanya banyak gepeng dari luar kota yang masuk.

Kepala Satpol PP Bantul, Yulius Suharta menuturkan memang ada beberapa operasi bakal digelar agar ketertiban dan ketenteraman selama bulan Ramadan dapat terjaga. Dia mengatakan biasanya menjelang hari raya, ada beberapa tempat di Bantul yang mendapatkan kiriman gepeng dari daerah lain.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kita mencoba sifatnya untuk melakukan giat-giat preventif seperti operasi untuk anak jalanan, kemudian juga gepeng,” tuturnya pada Senin (21/3/2022).

Dari catatan Satpol PP, kata Yulius, kebanyakan gepeng menargetkan lokais-lokasi kermaaian yang umumnya berada di dekat jalan. Namun, disebutkan Yulius para gepeng sering kali berpindah-pundah tempat dalam menggelar aksinya.

Baca Juga: Seorang Pedagang di Malioboro Jogja Diamuk Warga, Kenapa?

“Kebanyakan untuk yang pengemis dan gelandangan ini kan biasanya di pinggir-pinggir jalan, termasuk juga yang manusia silver mungkin juga boneka,” ujarnya.

“Biasanya mereka itu punya ilmu titen, jadi sekiranya tempat-tempat tertentu yang sering kali kita lakukan cek lokasi sepertinya mereka sudah hafal. Mereka juga mobile, kadang di perempatan-perempatan jalan yang berganti-gamti tempat,” tandasnya.

Selain bakal menggelar operasi gepeng, Yulius juga mengingatkan masyarakat untuk menyalurkan bantuan sosial melalui lembaga-lembaga resmi seperti Baznas, Lazis dan sebagainya.

“Secara ketentuan aturan dengan memberi di jalanan itu memang tidak mendidik. Jadi alangkah baiknya sekiranya ada kepedulian berkaitan dengan sisi kemanusiaan bisa disalurkan kepada lembaga resmi,” tandasnya.

Baca Juga: Tarif Terlalu Murah, Ratusan Driver Ojol Geruduk Kantor Grab Jogja

Dengan adanya donasi yang diberikan kepada gepeng di pinggir-pinggir jalan, ditakutkan malah justru membuat jumlah gepeng bertambah. Dikhawatirkan pekerjaan ini dinilai berpotensi menghasilkan uang lalu mengundang orang menjadi pengemis.

“Orang yang seharusnya bisa bekerja tidak harus minta dan menggelandang, tapi karena terinformasikan bahwa sehari bisa dapat sekian, akhirnya orang memilih itu sebagai pekerjaan. Jangan sampai orang yang mempunyai karakter seperti itu menjadi nyaman dengan bekerja meminta-minta. Karena meminta-minta ini kan bukan pekerjaan,” terangnya.

Kepala Bidang Ketenteraman dan Ketertiban Umum Satpol PP Bantul, Antoni Hutagaol menjelaskan beberapa pekan lalu satu pengamen boneka berhasil diamankan. Yang bersangkutan selanjutnya dibawa ke Dinsos DIY untuk dilakukan pembinaan.

Baca Juga: Nestapa Pekerja Hotel di Jogja, Setahun PHK, Tapi Belum Dapat Pesangon

Dari hasil operasi, hanya satu pengamen yang dapat diamankan, padahal beberapa lokasi yang menjadi sasaran operasi ini. Menurut Antoni para gepeng lihai dalam menghindari razia dengan beroperasi di luar jam kerja Satpol PP.

“Seperti kaya kucing-kucingan. Kalau jam kerja enggak ada, tapi kalau di kuar jam kerja nongol, di saat kita sudah pada pulang,” ujarnya.

Antoni mengingatkan kepada para gepeng yang sudah berulang kali tertangkap, kedepannya bisa dikenai yustisi persidangan.

“Kita nanti akan tegas, kita adakan suatu yustisi kita masukkan langsung ke pengadilan dan itu nanti ada sanksi, denda, kalau enggak mampu penjara,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya