SOLOPOS.COM - Ilustrasi pemilihan umum kepala daerah (JIBI/Harian Jogja/Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Dua kubu pendukung bakal calon wali kota (cawali) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk Pilkada Solo 2020 mulai saling sindir dan serang.

Pemicunya pidato Sekretaris DPC PDIP Solo yang juga cawawali Solo, Teguh Prakosa, saat deklarasi dukungan untuk pasangan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa di Laweyan belum lama ini. Potongan video pidato Teguh beredar di media sosial (medsos).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di video itu, Teguh menilai PDIP tidak ada lawannya dalam Pilkada Solo 2020. Sebab semua figur mendaftar sebagai cawali-cawawali melalui PDIP. Dia juga mengumpamakan Pilkada 2020 pertarungan sesama banteng, tetapi bantengnya beda.

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya kira PDIP ora ana musuhe. Kabeh daftare neng PDI Perjuangan. Iki kerengane podo banteng. Neng sing siji bantenge rodo koyo kebo, ora banteng tenan. Sing sijine banteng tenan, sing siji sing nenggon Alkid. Alun alun kidul maksud saya,” ujar dia.

Pernyataan Teguh memancing tawa peserta deklarasi malam itu.

Politikus senior Solo, Hariyadi Saptono, prihatin dengan pernyataan yang disampaikan Teguh Prakosa. Apalagi, menurutnya, Teguh tinggal lama di lingkungan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Eks Ketua DPRD Solo itu mempertanyakan maksud Teguh membandingkan banteng sesungguhnya dengan Kebo Kiai Slamet yang ada di Alun-alun Kidul. Sebab Kebo Kiai Slamet merupakan simbol budaya yang sakral bagi masyarakat Solo dan Keraton.

“Tidak lah elok ucapan tersebut disampaikan Teguh. Hendaknya seorang calon pemimpin berpikir dulu sebelum berucap. Atau jangan-jangan memang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang budaya Solo [Jawa] dan Keraton Kasunanan,” kata dia.

Alat Kebugaran di Stadion Manahan Solo Rusak, Netizen: Ringkih Banget

Hariyadi adalah salah satu politikus senior Kota Bengawan yang mendukung cawali Solo dari PDIP, Gibran Rakabuming Raka. Dia kerap hadir dalam sejumlah kegiatan sosialisasi dan dialog antara Gibran dengan berbagai elemen masyarakat Kota Solo.

Sedangkan Teguh Prakosa berulang kali dihubungi melalui telepon dan pesan WhatsApp (WA) tidak merespons kendati nomornya online. Seorang tokoh PDIP Solo mengatakan Teguh Prakosa sedang di Surabaya untuk suatu keperluan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya