SOLOPOS.COM - Kondisi Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri pada Kamis (2/9/2021). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Colo Barat (Sukoharjo, Wonogiri, Klaten) menyesalkan pembuangan air Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri dalam jumlah besar pada Agustus lalu.

Petani berpendapat jika pembuangan air tidak dilakukan, ada kemungkinan jadwal penutupan atau pengeringan Dam Colo di Kecamatan Nguter, Sukoharjo, bisa ditunda lebih lama, yakni 20-30 hari dari jadwal seharusnya 1 Oktober.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kini, para petani baik yang memanfaatkan saluran irigasi Colo Barat maupun Colo Timur harus menelan pil pahit karena penutupan Dam Colo hanya diundur 10 hari alias menjadi tutup mulai 11 Oktober.

Keputusan penutupan diundur 10 hari itu berdasar hasil rapat alokasi air daerah irigasi Colo di Kantor Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Kamis (2/9/2021). Sumber Solopos.com yang mengikuti rapat tersebut mengatakan rapat berlangsung alot.

Baca Juga: KKN UNS 247 Beri Pelatihan Budidaya Lele dan Hidroponik, Bisa Jadi Peluang Usaha

Bahkan, petani dari Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Colo Timur walk out dari rapat karena merasa kepentingan mereka diabaikan. Pemangku kepentingan terkait ingin pengeringan Colo tetap pada pola, yakni 1 Oktober.

Sebab, ada kegiatan/pekerjaan fisik terkait Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri dan saluran air irigasi yang harus selesai sesuai target. Pada sisi lain, ribuan petani di GP3A Colo Barat dan Colo Timur bertahan memperjuangkan aspirasi agar pengeringan Colo diundur.

Debit Air Saluran Irigasi Dikurangi

Sampai akhirnya disepakati pengeringan Colo diundur 10 hari dengan catatan debit air yang dialirkan ke saluran irigasi dikurangi. Debit Saluran Colo Barat sesuai pola sebesar 4,5 m3/detik disepakati turun menjadi 3,5 m3/detik.

Sementara debit air Colo Timur sesuai pola 18 m3/detik turun menjadi 16 m3/detik. Dam Colo dikeringkan mulai 11 Oktober 2021 dan pintu saluran kembali dibuka pada 9 November 2021.

Baca Juga: Landasan Paralayang Bukit Joglo Ikut Tersentuh, Ini Daftar Wahana Pengembangan Wisata WGM Wonogiri

Durasi pengunduran itu tak sesuai harapan petani. Sebelumnya, petani mengusulkan pengeringan saluran irigasi diundur hingga 20 Oktober 2021. Ketua GP3A Colo Barat, Rusdiyanto, kepada Solopos.com, Jumat (3/9/2021), menyampaikan meski keputusan diambil berdasar kesepakatan bersama, petani tidak puas.

waduk gajah mungkur wonogiri air
Kondisi Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Jumat (3/9/2021). (Solopos/Rudi Hartono)

Petani juga kesal karena mengetahui pemangku kepentingan terkait justru melepas/membuang air tampungan di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri dalam jumlah besar pada Agustus lalu.

Tindakan itu dilakukan setelah terjadi hujan pada Juli dan awal Agustus. Setelah ada hujan elevasi/tinggi muka air (TMA) waduk tercatat 132 soerabaia haven vloed peil (shvp).

Baca Juga: KKN di Desa Sumberejo Wonogiri, Tim 301 UNS Bikin Pupuk Organik dari Tetes Tebu

Menurut pihak terkait, kata Rusdiyanto, saat itu ada kegiatan di waduk. Namun, jenis kegiatannya apa tidak disampaikan secara jelas dalam rapat itu. Hanya disampaikan bahwa kegiatan tersebut bisa dilaksanakan jika evelasi 131 shvp.

Baca Juga: Asli Keren! Begini Wujud Objek Wisata ala Guatape Dam WGM Wonogiri yang Segera Dibangun

Oleh karena itu, air dilepas ke Sungai Bengawan Solo agar elevasi turun sesuai yang diharapkan. Menurut Rusdiyanto, pembuangan air tidak dikomunikasikan dengan petani. Padahal, usulan pengunduran pengeringan Colo diajukan petani sejak awal Agustus.

Petani berpendapat jika saat itu air tidak dibuang, masa pengunduran pengeringan Colo bisa 20-30 hari, karena debit air waduk cukup. Setelah air dibuang debit waduk berkurang drastis.

“Pemangku kepentingan memang punya kewenangan penuh atas tindakan itu. Tapi di sisi lain kepentingan ribuan petani pemakai air Colo diabaikan,” ulas Rusdiyanto.

Ia melanjutkan sebelum ada kesepakatan rapat hampir buntu. Lalu pihak terkait membuat simulasi pengaliran air di Colo agar dapat diambil jalan tengah. Sampai akhirnya diambil kesepakatan pengeringan diundur, tetapi debit air Colo dikurangi.

Baca Juga: Lansia Wonogiri Ditemukan Meninggal di Kamar Mandi, Posisi Kepala di Dalam Ember

Batas Minimal Ketinggian Air

Pengunduran pengeringan berpegang pada elevasi air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Sesuai pedoman teknis, elevasi harus dipertahankan agar jangan sampai kurang dari 127,03 shvp.

Elevasi tersebut merupakan batas minimal atau low water level (LWL) WGM. Informasi yang dihimpun Solopos.com, debit WGM di bawah LWL tidak dapat dilepas ke sungai agar waduk tak rusak.

Terpisah, Kepala Sub Divisi (Kasubdiv) Jasa Air dan Sumber Air (ASA) III/Perum Jasa Tirta (PJT) I, Fendri Ferdian, saat dimintai konfirmasi mengaku tidak dapat memberi pernyataan karena merasa bukan kewenangannya.



Ia hanya menginformasikan elevasi WGM pada Jumat tercatat 130,51 shvp, debit air yang dikeluarkan atau outflow 24 m3/detik, sedangkan debit air yang masuk waduk atau inflow 0 m3/detik. “PJT I dalam hal ini melaksanakan hasil keputusan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya