Solopos.com, SEMARANG — Suasana damai antarumat beragama terlihat saat melintas di Gereja Santa Theresia Bongsari, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Kamis (14/4/2022). Para umat Katolik yang akan merayakan Paskah turut membagikan makanan untuk berbuka puasa atau takjil kepada umat Islam yang melintas.
Warga yang melintas pun terlihat mengantre untuk mengambil jajanan yang dibagikan suster atau biarawati Gereja St Theresia Bongsari Semarang. Mereka silih berganti, mulai dari anak-anak hingga warga lanjut usia (lansia) menggambil jatah makanan yang diberikan para suster.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Tadi habis main sama teman-teman. Kebetulan lewat sini dan lihat ada bagi-bagi takjil,” ujar seorang anak yang turut mengantre, Munib, kepada Solopos.com.
Baca juga: Gibran Cek Persiapan Perayaan Paskah 3 Gereja di Solo, Hasilnya?
Seorang pastor Gereja Katolik St Theresia Bongsari, Rama Erduadus Didik Cahyono, mengatakan ada yang berbeda dalam pembagian makanan kali ini. Hal itu dikarenakan pembagian makanan itu dilakukan pada sore hari.
“Pembagian makanan sebenarnya rutin kami laksanakan setiap Kamis. Namun, karena ini bertepatan dengan bulan Ramadan, kami bagikan saat sore hari, menjelang buka puasa,” kata Rama Didik.
Didik mengatakan pembagian makanan kali ini juga tergolong istimewa. Hal itu dikarenakan acara pembagian makanan itu bersamaan dengan rangkaian penyambutan perayaan Paskah. Proses Paskah di Gereja St Theresia Bongsari digelar dalam tiga acara, yakni Kamis Putih, Jumat Agung pada 15 April, dan Minggu Paskah, 17 April nanti.
“Kamis Putih umat Katolik Kristiani memperingati Yesus yang mengadakan jamuan makan terakhir bersama murid-muridnya sebelum disalib atau wafat,” ujarnya
Baca juga: Gubernur Ganjar Pantau Misa Natal di Gereja Katedral Semarang
Jamuan terakhir Yesus itu pun menginspirasi Gereja St Theresia Bongsari untuk mengadakan pembagian takjil dan juga ingin berbagi kaasih dan cinta kepada masyarakat, termasuk umat agama lain.
“Sedangkan Jumat Agung umat Katolik itu untuk mengenang peristiwa Yesus saat disalib. Sedangkan Paskah kita merayakan kebangkitan Yesus, di mana kami yakin bahwa kebaikan akan tetap menang,” jelasnya.
Mengenai tema Paskah kali ini, Rama Didik mengatakan adalah selalu dalam kasih Tuhan. Artinya, Paskah kali ini ingin mengajak masyarakat menyadari bahwa keadaan semakin baik meski dilanda pandemi Covid-19.
“Bisa melalui pandemi yang berat dan tidak jelas ini, kami harus bersyukur bahwa keadaan akan semakin baik. Tentunya, kami punya pegangan kasih Tuhan,” ujarnya.