SOLOPOS.COM - Kapolsek Jebres Kompol Juliana (empat dari kiri) mengecek harga sembako di Pasar Gede, Solo, Senin (11/12/2017). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Polisi Solo ikut mengawasi pergerakan harga barang kebutuhan pokok di pasar tradisional.

Solopos.com, SOLO — Aparat Polsek Jebres Solo turun langsung ke pasar tradisional untuk mengawasi pergerakan harga barang kebutuhan pokok (sembako). Mereka mendatangi Pasar Gede, Sudiroprajan, Jebres, Senin (11/12/2017).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pengecekan harga tersebut sebagai langkah antisipasi kenaikan harga barang yang tidak wajar menjelang Natal dan Tahun Baru. Kapolsek Jebres Kompol Juliana mewakili Kapolresta Surakarta AKBP Ribut Hari Wibowo mengatakan pengecekan harga sembako di pasar tradisional wilayah Jebres itu untuk menindaklanjuti instruksi Kapolri.

Perintah Kapolri kepada seluruh jajaran polisi untuk mengecek harga sembako di pasar tradisional bersama tim Satgas Mafia Pangan. “Kami langsung bergerak mengecek harga sembako di Pasar Gede. Hasil pengecekan harga sembako di pasar akan dilaporkan kepada pimpinan,” ujar Juliana kepada wartawan di Pasar Gede, Jebres, Senin.

Menurut Juliana, hasil pantauan sejumlah harga sembako di pasar ada kenaikan harga mulai Rp1.000 sampai Rp2.000 per item. Ia mencontohkan harga telur dari sebelumnya Rp28.000 per kg naik menjadi Rp30.000 per kg, beras Rp8.000 per kg naik menjadi Rp9.500 per kg, daging ayam Rp28.000 per kg naik menjadi Rp29.000 per kg.

“Kami melihat yang naik kebanyakan justru sayuran karena banyak petani gagal panen akibat hujan. Harga bayam satu ikat biasanya hanya Rp1.500 naik menjadi Rp3.000,” kata dia.

Ia mengatakan pengawasan harga sembako akan terus dilakukan sampai akhir tahun. Polsek Jebres menilai harga sembako di pasar sekarang masih normal belum ada kenaikan signifikan.

“Kami juga meminta kepada pedagang jika menemukan kelangkaan barang langsung melapor polisi untuk ditelusuri. Jangan sampai ada oknum yang berusaha mencari keuntungan dengan menimbun barang,” kata dia.

Seorang pedagang sayuran di Pasar Gede, Tumi, 52, mengaku kenaikan harga sayuran sudah terjadi sekitar dua bulan lalu. Daerah penghasil sayuran seperti Selo, Cepogo, dan Tawangmangu banyak yang gagal panen akibat curah hujan tinggi.

Ia memperkirakan harga sayuran akan terus naik sampai akhir tahun karena stok barang di pasar menipis lantaran banyak petani sayuran yang belum panen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya