SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Ilustrasi

BOYOLALI-Memasuki musim hujan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali mengambil sejumlah langkah antisipasi menyusul beberapa daerah yang dinilai rawan bencana. Salah satunya dengan mengalokasikan dana senilai Rp3 miliar di pos dana tak terduga APBD 2012.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakil Bupati (Wabup) Boyolali, Agus Purmanto, mengemukakan Pemkab mencatat beberapa wilayah di Kota Susu masuk dalam daerah rawan bencana, yaitu banjir, angin puting beliung dan tanah longsor. Kecamatan Ngemplak masuk dalam daftar daerah rawan banjir.

”Kalau untuk daerah rawan angin puting beliung, merata di hampir semua wilayah,” ungkap Wabup kepada wartawan, Minggu (14/10).

Sedangkan untuk daerah rawan bencana tanah longsor, rata-rata terjadi di wilayah pegunungan, baik di lereng Gunung Merapi maupun Gunung Merbabu. Selain itu, menurut dia, jalur Cepogo-Selo hingga perbatasan wilayah Kabupaten Magelang, juga harus diwaspadai sebagai jalur rawan tanah longsor.

”Sejauh ini, kami sudah berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk melibatkan perangkat desa se-Kecamatan Cepogo dan Kecamatan Selo. Terutama yang berada di sepanjang jalur Solo- Selo-Borobudur (SSB),” kata Wabup.

Keterlibatan perangkat desa dalam hal ini, dijelaskan Wabup, adalah ketika terjadi bencana tanah longsor maka diharapkan bisa secepatnya menggerakkan warga untuk gotong-royong menangani di lapangan, termasuk menyingkirkan longsoran.

”Bila tidak mampu, diharapkan pemerintah desa segera melapor ke kecamatan setempat agar diteruskan ke instansi terkait untuk penanganannya,” katanya.

Untuk mendukung penanganan bencana itu, Wabup menyebutkan pihaknya juga menyiapkan alat berat, berupa satu unit back hoe.

”Begitu ada laporan longsor, back hoe bisa langsung dikirimkan ke lokasi untuk membantu menyingkirkan tanah longsoran,” imbuh dia.

Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Hassanudin

menambahkan, untuk mengetahui adanya pergerakan tanah yang dapat mengakibatkan longsor ini, telah dipasang alat peringatan dini atau early warning system (EWS) di daerah rawan tanah longsor di Kecamatan Klego dan Kecamatan Selo. Pihaknya berharap dengan bantuan alat tersebut, warga bisa segera mengetahui saat terjadi pergerakan tanah yang bisa mengakibatkan longsor secara dini.

Di samping itu, Hasanuddin juga mengajak masyarakat meminimalisisasi ancaman bencana sejak dini.

”Contoh saja, ranting pohon yang kering atau rawan patah saat ada angin kencang. Kalau khawatir pohon itu roboh menimpa rumah sebaiknya dipotong atau dahannya dipangkas,” tandasnya.

Di sisi lain, perubahan musim seperti saat ini, menurutnya, menyebabkan tekanan udara dan suhu mudah berubah dengan cepat dan memicu terjadinya bencana angin puting beliung.

”Kami juga sudah sosialisasi agar warga mengetahui gejala terjadinya bencana seperti ini. Supaya warga juga waspada dan bisa mengambil langkah untuk mengantisipasi bencana itu,” tandasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya