SOLOPOS.COM - Pendaki yang melakukan ziarah di Gunung Lawu beristirahat setelah dievakuasi oleh tim SAR gabungan di Pos Pendakian Candi Cetho, Jawa Tengah, Rabu, (21/10/2015). Sebanyak 11 orang pendaki masih bertahan di puncak Gunung Lawu pasca-kebakaran hutan yang menewaskan tujuh orang, Minggu (18/10/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Maulana Surya)

Ribuan orang naik ke puncak Gunung Lawu lewat  jalur pendakian Cemoro  Sewu, Magetan, menjelang malam 1 Sura.

Madiunpos.com, MAGETAN — Ribuan orang dari berbagai daerah naik ke puncak Gunung Lawu di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelang malam 1 Sura, Rabu (20/9/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Seksi Kadaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magetan, Fery Yoga Saputra menyebutkan jumlah pendaki yang berangkat melalui jalur pendakian Cemoro Sewu Magetan hingga Rabu malam sekitar seribu orang.

“Dari jumlah itu dua ratus orang di antaranya berangkat tadi malam [Selasa, 19/9/2017],” kata Fery yang ikut bertugas di pos pengamanan tahun baru Islam 1 Muharam 1439 Hijriah atau 1 Sura 1951 tahun Jawa di Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur, seperti dikutip Antara, Rabu.

Selain melalui jalur Cemoro Sewu, puncak Gunung Lawu bisa didaki melalui jalur pendakian Cemoro Kandang dan Candi Cetho di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, serta lewat jalur Jogorogo, Ngawi, Jawa Timur.

Para petugas di pos gerbang pendakian Cemoro Sewu mendata dan mengarahkan setiap pendaki. Pendaki tidak boleh membuang sampah dan meninggalkan api puntung rokok maupun sisa perapian.

“Bila Anda merokok, Anda harus mematikan puntung rokok terlebih dahulu sebelum meninggalkan tempat. Begitu juga bila akan meninggalkan perapian, harus dimatikan dulu apinya. Semua sampah harus dimasukkan kantong plastik ini dan dibawa turun kembali,” kata petugas sambil memberikan sebuah kantong plastik warna merah kepada pendaki.

Salah seorang pendaki, Wahyono, asal Gentan, Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah, mengatakan tertarik mendaki puncak Gunung Lawu pada malam 1 Sura karena pada saat tersebut banyak orang melakukan pendakian. “Saya sering mendaki puncak Gunung Lawu memilih pada 1 Sura karena banyak pendaki sehingga bisa ramai-ramai,” kata Wahyono yang mendaki Gunung Lawu bersama anaknya, Adila, siswa kelas X SMA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya