SOLOPOS.COM - Sejumlah nasabah sedang melakukan transaksi penebusan gadai emas di Kantor Pegadaian Cabang Sukoharjo, Senin (27/6/2016). Transaksi penebusan gadai emas meningkat signifikan menjelang Lebaran. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Warga melakukan aksi tebus emas di pegadaian jelang Lebaran.

Solopos.com, SUKOHARJO – Transaksi penebusan gadai emas di Pegadaian Cabang Sukoharjo melonjak tajam menjelang Lebaran. Para nasabah ingin memakai perhiasan emas saat pulang ke kampung halaman dan bertemu kerabat keluarga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantauan Solopos.com di Kantor Pegadaian Cabang Sukoharjo, Senin (27/6/2016), sejumlah nasabah tengah menunggu nomor antrian untuk melunasi atau menebus gadai emas. Mayoritas nasabah merupakan wanita yang cenderung ingin memperlihatkan perhiasannya saat pulang kampung.

Diperkirakan puncak penebusan barang gadai terjadi pada H-5 Lebaran. Para karyawan perusahaan telah menerima tunjangan hari raya (THR) sementara pegawai negeri sipil (PNS) telah menerma gaji ke-13.

Kepala Pegadaian Cabang Sukoharjo, Edi Sarjono, mengatakan transaksi penebusan gadai emas meningkat sejak akhir pekan lalu. Rata-rata jumlah transaksi penebusan gadai emas antara 50-60 nasabah/hari. Padahal, jumlah transaksi penebusan gadai emas pada hari biasa tak lebih dari 20 nasabah.

“Para ibu-ibu cenderung ingin memakai perhiasan emas saat bertemu dengan kerabat keluarga saat Lebaran. Mereka menebus perhiasan emas yang digadaikan menjelang Lebaran,” kata dia, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Senin.

Edi memperkirakan puncak transaksi penebusan gadai emas terjadi pada H-5 Lebaran. Jumlah transaksi penebusan gadai emas bisa mencapai miliaran rupiah menjelang Lebaran. Menurut Edi, nilai taksiran produk emas lebih tinggi dibanding barang-barang lainnya. Nilai taksiran emas maksimal sekitar 92 persen dari harga emas tersebut. Sementara nilai taksiran perabotan elektronik antara 60 persen-80 persen dari harga barang.

“Tergantung kondisi barang, jika masih bagus dan tak ada cacat otomatis nilai taksirannya bakal tinggi. Misalnya, nilai taksiran sepeda motor hanya 75 persen atau laptop hanya 60 persen,” papar dia.

Lebih jauh, Edi menambahkan biasanya, setelah Lebaran, para nasabah kembali menggadaikan perhiasan emas ke Pegadaian. Mereka membutuhkan uang untuk membiayai berbagai keperluan seperti sekolah dan kuliah anak.

“Kami juga menawarkan produk selama bulan puasa. Nasabah yang menambah transaksi gadai Rp500.000 bakal dibebaskan biaya administrasi.”

Di sisi lain, seorang nasabah asal Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Suparni, mengatakan suaminya baru saja menerima THR dari perusahaannya. Sebagian uang THR digunakan untuk menebus emas yang digadaikan dan berbelanja kebutuhan pokok. Sebagian uang THR lainnya ditabung di bank.

Perhiasan emas yang digadaikan berupa kalung yang dibelikan oleh anaknya. “Anak saya merantau ke Jakarta. Saat Lebaran, anak saya pasti mudik ke Sukoharjo. Saya malu kalau tidak memakai kalung yang dibelikan anak saya,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya