SOLOPOS.COM - Pernak-pernak perayaan Imlek yang dijual di toko di Pasar Gede, Kamis (14/1/2021).(Farida Trisnaningtyas/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Hari Raya Imlek yang kemungkinan besar tidak digelar perayaan besar karena pandemi Covid-19, berdampak pada bisnis pernak-pernak Imlek.

Biasanya 2-3 bulan jelang Imlek, para penjual pernak-pernik Imlek ini sudah banjir order. Mulai dari lampion, baju cheongsam, kaos bergambar shio, manisan, perlengkapan ibadah hingga kue keranjang.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Pemilik Istana Lampion, Hanif Marimba, mengatakan biasanya 2-3 bulan sebelum Imlek ia sudah banjir pesanan lampion terutama dari luar kota seperti Jakarta dan Bandung. Namun demikian, sampai saat ini order dari luar kota belum ada sama sekali. Padahal Tahun Baru Imlek tinggal menghitung hari pada 12 Februari 2021 mendatang.

Kompak, West Ham Dan Brighton Sama-Sama Petik Kemenangan Tipis 1-0

Ekspedisi Mudik 2024

“Ya memang dalam tiga tahun terakhir pesanan lampion menurun, tapi tahun ini yang paling parah. Tapi, kami ya tetap produksi karena ada tenaga kerja yang harus digaji,” ujar dia, kepada wartawan, Kamis (14/1/2021).

Hanif menjelaskan setiap tahunnya lampion bikinannya laris-manis. Order yang membeludak membuat dia kerap menambah tenaga baru hingga puluhan orang. Pesanan paling banyak untuk lampion model kapsul warna merah ukuran 30 centimeter (cm) - 70 cm. Harganya Rp30.000 - Rp70.000 per buah. Sayang, hal tersebut kemungkinan besar tak bisa terjadi pada Imlek tahun ini.

Menurutnya, sejak pandemi bisnis lampion miliknya juga terdampak. Kini ditambah dengan absennya perayaan Imlek secara besar-besaran yang makin mempersulit bisnisnya.

“Biasanya sudah kirim ribuan lampion, ini puluhan saja sudah bagus. Apalagi bahan yang dipakai membuat lampion juga naik harganya. Saya menyiasatinya dengan buka bisnis lain seperti buka outlet pengiriman barang dan sebagainya,” imbuh dia.

Kue Keranjang

Hal serupa dialami pemilik toko perlengkapan ibadah Tionghoa dan aneka jajanan Ka Ge Ha di Pasar Gede, Jefri. Menurutnya, belum ada peningkatan penjualan untuk keperluan Imlek dan cenderung sepi.

“Ini stok manisan juga belum datang, yang ada hanya permen tapi barang lama. Kue keranjang juga sudah ada tapi enggak banyak, sepi. Tahun lalu pesanan kue keranjang bisa ratusan,” papar dia.

Sehari-hari Jefri menjual aneka perlengkapan ibadah untuk Tionghoa seperti dupa, hio, lilin, uang kertas, hingga berbagai peralatannya. Selain itu, ada pula aneka manisan, permen, cokelat, hingga kue keranjang.

Tips Investasi Emas Bagi Pemula, Bisa Jadi Cuan Hlo!

Sepinya pesanan juga dialami Surya Fashion, toko yang menjual baju cheongsam dan kaos bertema shio. Staf toko, Sunani, menjelaskan 2 bulanan sebelum Imlek, pesanan untuk baju cheongsam maupun kaos tema shio kerap kali membeludak. Kaos merah bergambar shio dijual dengan harga mulai Rp65.000 - Rp95.000. Sedangkan baju cheongsam mulai Rp250.000 sampai Rp450.000.

“Anak sekolah itu sering pesan kaos shio, tapi kalau kondisi pandemi begini, sekolah online dan sepertinya juga tidak boleh perayaan, sepi. Saya ini kulakan 2 lusin juga belum habis barangnya,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya