SOLOPOS.COM - Pengunjung memilih-milih buah di Pasar Gede Hardjonagaro Solo, Minggu (12/1/2014). Pedagang mengaku permintaan buah naga dan jeruk meningkat hingga lebih dari 100 persen jelang perayaan Imlek pada Jumat (31/1). JIBI/Solopos/Maulana Surya

Solopos.com, SOLO—Penjualan aksesori Imlek di beberapa toko khusus mengalami peningkatan mencapai 10%-50%, dua pekan sebelum perayaan. Bahkan mereka mengaku harus menambah pasokan barang 25% setiap hari untuk melayani pembeli.

Mereka memprediksi penjualan meningkat H-7 perayaan Imlek yang jatuh pada Jumat (31/1). Pantauan Solopos.com, di dua toko yang menjajakan aksesori Imlek, makanan dan perlengkapan ibadah di Pasar Gede, beberapa pengunjung membeli aksesori khas Imlek, makanan dan perlengkapan ibadah seperti hio, uang kertas dan lain-lain.

Promosi BRI Peduli Salurkan Bantuan bagi Warga Terdampak Banjir di Sumbar dan Jabar

Beberapa aksesori yang dilirik seperti lampion, lampu warna-warni, hiasan bergambar kuda, tempat permen dan penganan berbentuk kuda, angpao, tiruan kimpo emas dan lain-lain.

Ekspedisi Mudik 2024

Pemilik Toko Sinar, Gian Styadi Wijaya, menuturkan penjualan aksesori dan makanan untuk persiapan Imlek lebih bagus dibanding tahun lalu.

Pembeli sudah mulai membeli aksesori sejak akhir Desember. Gian mengklaim peningkatan penjualan mencapai 50% dibanding hari biasa.

Untuk mengantisipasi lonjakan pembeli, Gian bahkan mengaku sudah menambah pasokan sekitar 25% dari total barang yang dijualnya setiap hari. Namun, dia mengaku enggan menaikkan harga.

“Mungkin penjualan lebih pendek dibanding tahun lalu sehingga tampak padat. Penjualan lampion masih bagus tetapi kami juga menyediakan aksesori lain dengan tema kuda. Hiasan gambar, tempat penganan, gantungan mobil atau kunci, dan lain-lain. Manisan dan permen juga laku karena hanya keluar saat Imlek,” kata Gian saat ditemui Solopos.com, toko miliknya Senin (13/1).

Kondisi serupa dialami toko yang tidak jauh dari Toko Sinar, yakni Toko KGH. Pemilik Toko KGH, Jefry, menuturkan mayoritas orang yang
datang ke toko membeli lampion dan hio untuk keperluan ibadah. Namun pembeli yang mencari manisan dan permen pun banyak.

Namun berbeda dengan Gian, Jefry mengaku terpaksa menaikkan harga karena beberapa barang adalah impor. Seperti hio dan lampion. Dia mengungkapkan kenaikan harga mencapai 10%-20% dari harga.

“Harga naik karena dolar juga naik. Terpaksa menaikkan harga karena terlanjur kulakan barang baru. Kami
juga butuh pasokan banyak untuk antisipasi lonjakan pembeli,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya