SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)--Harga ternak sapi dan kambing menjelang hari raya Idul Adha mengalami kenaikan sampai 10%. Kenaikan harga juga diimbangi kenaikan jual beli ternak di Pasar Hewan Sumberlawang, Sragen.

Berdasarkan data pengelola pasar, jumlah ternak sapi yang masuk pasar mencapai 750 ekor 800 ekor. Jumlah tersebut lebih tinggi 50% dibanding kondisi di hari biasa, yang hanya 500 ekor-600 ekor. Pedagang sapi asal Purwodadi, Sudarto, mengatakan kenaikan harga sapi mulai tampak dalam beberapa hari terakhir. Kenaikan harga antara Rp 300.000-Rp 500.000.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Harga sapi jantan yang semula hanya Rp 5,5 juta-Rp 6 juta, kini laku dijual 6,5 juta. “Ada kenaikan harga sekitar 10%. Itu khusus untuk sapi jantan yang akan dijadikan korban,” ungkap Sudarto, saat dijumpai Espos, di Pasar Hewan Sumberlawang, Rabu (10/11).

Kendati mengalami kenaikan, Sudarto menyebut kenaikan harga kali ini lebih rendah 50% dibanding kenaikan harga pada masa yang sama setahun silam. Tahun lalu, kenaikan harga ternak untuk kurban hari raya Idul Adha bisa mencapai 20% dibanding harga pada hari-hari biasa. Kondisi itu, menurutnya, dipicu menurunnya hasil panen petani di sejumlah wilayah. “Biasanya petani banyak beli ternak. Tapi karena panen sedikit, ya penjulana ternak juga sedikit,” ujarnya.

Sementara itu, Lurah Pasar Hewan Sumberlawang, Wibiyanto mengakui adanya kenaikan harga ternak sapi dan kambing jelang hari raya Idul Adha. Jumlah ternak yang masuk pasar meningkat seiring bertambahnya permintaan ternak. Kini dalam sehari, jumlah ternak yang masuk pasar bisa mencapai 750 ekor-800 ekor untuk sapi dan sekitar 630 ekor kambing. Wibiyanto menyebut ternak yang masuk pasar berasal dari sejumlah kabupeten, di antaranya Purwodadi, Boyolali, Karanganyar dan Sragen sendiri.

Pada bagian lain, terkait upaya menjaga kualitas ternak, pihak pengelola pasar bersikap tegas terhadap ternak yang masuk. Ternak yang terpantau mengalami sakit, dilarang masuk ke pasar. Larangan tersebut untuk mencegah kemungkinan ternak sakit itu menularkan penyakit ke ternak lain. “Kami periksa semua ternak yang masuk. Ini penting karena biasanya pada cuaca seperti ini sapi mudah terserang sakit, terutama sakit panas dingin,” jelas mantri hewan pasar setempat, Riyanto.

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya