SOLOPOS.COM - Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin, didampingi Bupati Rembang, Abdul Hafidz, melihat-lihat produk kerajinan santri pada acara Pameran dan Lomba Produk Unggulan Pondok Pesantren di Alun-Alun Rembang, Minggu (20/10/2019). (Jatengprov.go.id)

Solopos.com, SEMARANG — Menyambut Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menggelar lomba dan pameran produk pondok pesantren. Acara bertajuk Lomba dan Pameran Produk Unggulan Pondok Pesantren itu digelar di Alun-Alun Rembang, Minggu (20/10/2019).

Beragam produk kerajinan buatan santri dari 35 kabupaten/kota di Jateng dipamerkan dalam acara yang digelar untuk memperingati Hari Santri Nasional. Produk-produk itu antara lain kain tenun, sarung batik, hingga seni kaligrafi buatan santri Ponpes Miftahul Huda Grobogan, yang mampu menembus pasar luar negeri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin, yang membuka acara tersebut mengatakan pada era revolusi industri seperti saat ini santri dituntut untuk inovatif dan kreatif.

“Pemprov melalui Dinas Koperasi dan UMKM terus melakukan pendampingan di ponpes-ponpes, termasuk lewat berbagai pelatihan keterampilan berwirausaha, pengemasan, dan pemasaran. Sehingga santri mendapatkan skill untuk berwirausaha,” ujar wakil gubernur yang akrab disapa Gus Yasin itu.

Mantan anggota DPRD Jawa Tengah ini menyebutkan potensi produk unggulan ponpes di Jateng sangat tinggi. Apalagi di Jateng ada lebih dari 4.000 ponpes. Apabila ada 50 persen ponpes memiliki produk unggulan, maka sekitar 200 produk bisa meningkatkan ekonomi para santri dan ponpes.

“Saya berharap, para kiai dapat mengedukasi para santrinya. Tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga keterampilan lainnya, termasuk ekonomi. Jika ada permasalahan maka Islam bisa menjadi penyelesaiannya,” ujar Gus Yasin.

Bupati Rembang Abdul Hafidz, berharap peringatan ke-5 Hari Santri Nasional mampu membangkitkan santri-santri milenial di penjuru nusantara. Santri saat ini tidak hanya dituntut menguasai kitab kuning dan agama, tapi juga ilmu ekonomi.

“Terima kasih bapak gubernur dan wakil gubernur yang telah merumuskan langkah-langkah untuk kemajuan pesantren di era milenial dan globalisasi, sehingga pesantren tidak kalah dengan yang lain,” katanya.

Menurutnya, peringatan Hari Santri Nasional tingkat Jateng yang ditempatkan di Rembang, diharapkan dapat merumuskan langkah-langkah yang lebih konkret agar pesantren dapat bangkit di berbagai bidang dan memiliki daya ungkit untuk pembangunan Indonesia.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya