SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Manajer interim Chelsea, Rafael Benitez (tengah), saat memimpin latihan di Yokohama, Sabtu (15/12/2012). Chelsea akan menjalani partai final Piala Dunia Klub FIFA kontra Corinthians di Nissan Stadium, Minggu (16/12/2012)

YOKOHAMA—Chelsea dituntut mengesampingkan kekecewaan tersingkir dari Liga Champions dan menaruh fokus penuh  ketika menghadapi tim juara Copa Libertadores, Corinthians, pada final Piala Dunia Klub 2012 di Stadion Internasional Yokohama, Minggu (16/12).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setidaknya itulah yang didengungkan manajer Chelsea, Rafael Benitez, kepada pasukannya menjelang partai puncak ini. “Sebelum pertandingan lawan Monterrey [di semifinal], saya sedikit khawatir terdepaknya kami dari Liga Champions akan memberi dampak negatif,” kata Benitez dilansir Yahoosports, Sabtu (15/12).

“Itu [menerima kenyataan tereliminasi dari Liga Champions] memakan waktu beberapa hari namun kami pulih dari keterkejutan itu. Kegagalan itu bisa memotivasi skuat karena sekarang kami memiliki peluang untuk memenangi Piala Dunia Klub dan itu sangat bagus bagi kami,” kata manajer asal Spanyol tersebut.

Benitez yang menggantikan Roberto Di Matteo pada bulan lalu di kursi manajer Chelsea memprediksi laga ini akan lebih sulit dijalani dibandingkan pertandingan semifinal lawan Monterrey. “Ketika kami berbicara mengenai klub Brazil, saya harus mengakui bahwa mereka memiliki kualitas yang sangat bagus,” ujar manajer 52 tahun itu.

Benitez memperkirakan permainan defensif Corinthians bakal menyulitkan pasukannya untuk membobol gawang lawan. “Mereka memiliki sistem yang sangat bagus, terorganisir dengan bagus dan mengetahui apa yang harus mereka lakukan,” kata Benitez.

“Corinthians merupakan tim yang sangat bertahan, itu akan menyulitkan kami untuk menciptakan peluang dan pertandingan akan sangat sulit. Mereka memiliki banyak pemain bagus, bukan hanya [gelandang] Paulinho, saya suka Cassio sang kiper.”

Meski bagi Chelsea turnamen ini sangat baru bagi mereka, namun tidak bagi Benitez. Manajer berkebangsaan Spanyol itu pernah membawa Inter Milan menjadi juara di 2010 meski lima tahun sebelumnya hanya mampu mengantarkan Liverpool sebagai runner-up. Saat itu Liverpool kalah dari klub Brazil, Sao Paolo.

Sementara Corinthians memasuki final ini dengan ambisi menjadi wakil Amerika Selatan yang mengakhiri dominasi jawara Eropa dalam lima tahun terakhir di turnamen ini. Perwakilan dari Zona Conmebol memenangi tiga perhelatan awal turnamen ini sebelum lima tahun berikutnya dimenangi perwakilan dari Eropa.

Pelatih Corinthians, Tite, mengakui ekspektasi tinggi fans membuat tekanan yang dialami pasukannya untuk menjadi juara sangat besar. Namun karena lawan yang dihadapi di final adalah Chelsea, Tite menyebut tekanan akan sama besarnya bagi kedua klub. “Jika kami bermain lawan Monterrey di final, tekanan kami lebih besar karena ekspektasi dari fans kami dan karena hasil bagus kami di tahun ini,” kata Tite dilansir fifa.com.

“Namun karena lawannya Chelsea, saya pikir kami membagi tekanan yang sama besar dan saya merasa kami sama-sama memiliki peluang. Tentu saja saya akan lebih memilih bermain lawan Monterrey karena Chelsea bermain sangat bagus, baik secara teknik maupun fisik,” kata Tite.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya