SOLOPOS.COM - Suasana pintu utama Terminal Tirtonadi, Kamis (23/3/2023).(Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Harga tiket Bus Bumel di Terminal Tirtonadi diupayakan tidak mengalami peningkatan saat arus mudik Lebaran 2023. Bus bumel yang masuk dalam kategori kelas ekonomi akan diawasi untuk memasang harga sesuai ketentuan.

Kepala Terminal Tirtonadi, Bandiyono, kepada Solopos.com, Senin (27/3/2023) menjelaskan, ada potensi peningkatan harga bus bumel ataupun bus ekonomi saat arus mudik. Mengingat, jumlah pemudik diprediksi meningkat sementara armada Bumel terbatas.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Kami mengantisipasi untuk yang kelas ekonomi agar harga yang dipatok sesuai dengan tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB). Apalagi saat musim arus mudik memang jadi peluang tersendiri, tapi semua ada ketetapannya dan undang-undangnya, berlaku juga untuk bus bumel,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan sempat ada beberapa keluhan terkait harga bus bumel dan bus kelas ekonomi yang mematok tarif berbeda dengan ketentuan. 

“Kami sempat temukan di bus bumel dan bus ekonomi itu banyak yang bayar di atas. Jadi penumpang ditarik tiket ketika sudah naik di atas bus, nah itu kadang bisa Rp35.000 atau Rp50.000 sedangkan tarif aslinya Rp25.000 misalnya,” jelasnya.

Mengantisipasi hal tersebut, Bandiyono dan pihak Terminal Tirtonadi meminta bus bumel untuk menempelkan tarif di bagian depan kaca bus. Tujuannya, agar para penumpang mengetahui tarif dari awal, sehingga menghindari bus yang nakal.

“Sekarang, kami menyuruh semua bus bumel atau yang kelas ekonomi untuk memasang tarif di depan kaca, supaya penumpang tahu harganya berapa, ini juga berlaku saat arus mudik nanti. Kalau ada yang curang, penumpang bisa menghubungi layanan aduan kami di 081128057111 dan akan kami tindak lanjuti,” ucapnya.

Terpisah, salah satu sopir bus bumel jurusan Solo-Jogja, Supriyono, kepada Solopos.com, Senin (27/3/2023) menyebut kemungkinan tarif bus naik saat arus mudik tetap bisa terjadi.

Mengingat, banyak penumpang yang rela membayar double agar bisa sampai ke tempat tujuan tanpa harus berdesak-desakan.

“Tetap enggak bisa dihindarkan kalau tarif bus naik, ya kami tetap mematok harga yang sama, cuman kadang memang ada penumpang yang kehabisan tiket. Mau enggak mau kami juga tarifnya naik, kalau tarifnya murah yang justru malah ke kami semua, yang sopir PO lainnya protes ke kami,” jelasnya.

Supriyono menyebut kenaikan tarif bus miliknya tidak signifikan, hanya Rp15.000, tetapi, jika penumpang membawa barang bawaan yang cukup banyak, maka akan ditambah ongkos untuk barang-barang tersebut.

“Naiknya paling Rp15.000, tapi kalau bawa barang banyak, kami minta tambahan Rp5.000 karena kan barangnya juga makan tempat. Hitung-hitung ongkos angkut-angkut juga,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya