SOLOPOS.COM - Ketua DPC PDIP Wonogiri yang juga Bupati Wonogiri, Joko Sutopo (kanan), memberi keterangan kepada wartawan di pendapa rumah dinasnya, Senin (6/7/2020).(Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Ketua DPC PDIP Wonogiri Joko Sutopo atau Jekek memastikan secara pribadi akan mengirim surat pengunduran diri sebagai calon bupati Wonogiri ke Kantor DPP PDIP, pekan ini.

Setelah surat diserahkan, lelaki yang akrab disapa Jekek itu menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada DPP. Langkah itu sebagai penegasan dirinya konsisten memegang ucapannya yang ingin mengundurkan diri sebagai cabup jika pilkada resmi digelar 9 Desember 2020 mendatang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wow! Samsung Galaxy M41 Bakal Pakai Baterai Super Jumbo

Joko Sutopo yang juga Bupati Wonogiri itu menyatakan akan secara langsung menghadap petinggi partai di Jakarta untuk mempertanggungjawabkan secara moral sebagai orang yang pernah mengucapkan ingin mengundurkan diri. Pada kesempatan tersebut dia juga akan berkonsultasi mengenai dinamika yang terjadi di Wonogiri. Dia siap menerima apa pun keputusan DPP.

Apabila DPP mengabulkan, Jekek tidak akan menyesali tindakannya karena niatnya ingin mengundurkan diri disampaikan secara sadar. Jika hal itu terjadi berarti DPP akan merekomendasikan orang lain untuk menggantikan posisinya sebagai cabup.

Siapa pun tokoh yang ditunjuk, Jekek sama sekali tak khawatir PDIP bakal kalah dalam kontestasi pilkada Wonogiri. Dia meyakini DPP memiliki pertimbangan terukur dalam memilih tokoh yang direkomendasikan sebagai cabup. DPC PDIP Wonogiri dan seluruh perangkat partai siap memenangkannya.

Ikuti DPP

Lantas bagaimana jika DPP tak mengabulkan pengunduran diri Jekek dan tetap menunjuknya sebagai cabup? Pria 46 tahun tersebut akan patuh pada DPP. Menurut dia hal itu bukan berarti dirinya tak konsisten. Pada konteks itu dia berposisi sebagai petugas partai yang harus taat asas organisasi.

“Bicara konsisten dan tidak konsisten parameternya harus terukur. Yang disebut tidak konsisten itu, misalnya saya anggota DPR yang sudah mengambil sumpah jabatan, setelah itu mundur untuk meraih jabatan tertentu, seperti njago di pilkades. Pada posisi itu berarti ada tendensi untuk meraih kekuasaan,” ucap Jekek saat ditemui wartawan di pendapa rumah dinasnya kompleks Setda, Senin (6/7/2020).

Menyayat Hati! Begini Lirik Lagu Menepi Guyon Waton

Menurut dia konsisten dan tidak konsisten terkait etika atau perilaku. Orang tidak konsisten jika tindakannya menyalahi etika. Sementara, Joko Sutopo mengklaim tetap berpegang pada etika karena tidak mengingkari sumpah dan jabatannya sebagai Bupati.

Sebaliknya, dia mengucapkan ingin mengundurkan diri sebagai cabup PDIP merupakan implementasi sumpah jabatannya untuk melindungi masyarakat dari wabah virus corona (Covid-19).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya