SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek mendaftar pilkada atau Pilgub Wonogiri di Kantor DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah di Kota Semarang, Jateng, Kamis (12/12/2019). (Semarangpos.com-Imam Yuda S.)

Solopos.com, WONOGIRI — Ketua DPC PDIP Wonogiri Joko Sutopo alias Jekek sempat menyatakan akan mundur sebagai calon bupati atau cabup jika Pilkada 2020 tetap digelar pada tahun ini.

Kini tanggal pemungutan suara Pilkada 2020 sudah ditetapkan yakni 9 Desember 2020. Artinya, jika sesuai komitmennya, Jekek akan mundur dari pencalonan di pilkada tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, hingga kini belum ada keputusan resmi dari pria yang saat ini menjabat Bupati Wonogiri itu apakah jadi mundur atau tetap maju di pilkada nanti. Sejumlah tokoh partai politik di Kota Gaplek mengomentari hal tersebut.

Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Wonogiri, Sumarwoto Umar, kepada Solopos.com, Rabu (24/6/2020), menyampaikan masyarakat saat ini menunggu sikap Jekek di Pilkada Wonogiri, 9 Desember nanti.

Berinisial H dan J, Inikah Pasangan Calon Yang Diusung 4 Parpol Lawan PDIP di Pilkada Wonogiri?

Umar mengatakan akan “angkat topi” apabila Jekek tak membedakan posisinya sebagai pribadi maupun petugas partai dan akhirnya konsisten mundur.

Faktanya, kata dia, pilkada akan digelar 9 Desember 2020. Sesuai janjinya, Jekek itu seharusnya mengundurkan diri sebagai cabup yang direkomendasikan DPP PDIP dan fokus pada penanganan pandemi Covid-19 sebagai pernyataannya.

Pencitraan

“Tapi kalau nanti beliau [Jekek] membedakan dirinya sebagai pribadi dan petugas partai, serta menjalankan tugas partainya, saya anggap itu [janji mengundurkan diri] sebagai pencitraan atau enggak lebih dari akting politik,” kata Umar.

Survei Pilkada Solo: Duet Gibran-Purnomo Paling Ideal, Dukungan Tembus 91%

Apabila yang terjadi Jekek mundur dari Pilkada Wonogiri 2020, dia mengatakan biar masyarakat yang menilai. Menurut Umar, masyarakat kini sudah cerdas dalam merespons dinamika politik dan sosial.

Masyarakat tahu betul antara pemimpin yang pernyataannya bisa dipegang dengan pemimpin yang tak konsisten. “Pemimpin itu yang dipegang omongannya. Seperti filosofinya Ronggo Warsito, idu geni tan kena diambali. Apa yang sudah diucapkan enggak bisa diambil lagi,” imbuh Umar.

Ketua DPC Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Wonogiri, Suryo Suminto, meyakini Jekek akan merealisasikan komitmennya mundur dari Pilkada Wonogiri 2020.

Survei Elektabilitas Pilkada Solo 2020 Jeblok, Tim Bajo: Biarlah 9 Desember Yang Membuktikan!

Dia memandang Jekek sebagai orang yang tulus sehingga tak melihat pernyataan Jekek tersebut dilontarkan hanya sebagai strategi politik atau gimik.

Dia akan memberi apresiasi jika Jekek benar-benar mengundurkan diri sebagai cabup dari PDIP dengan motivasi ingin menangani Covid-19. “Tapi kalau nanti faktanya berbeda dengan ucapan beliau, saya belum bisa menanggapi. Yang saya tahu beliau itu orangnya konsisten,” ujar Suryo.

Pemerhati politik Wonogiri, Bambang Tetuko, tak melihat Jekek berjanji mengundurkan diri hanya sebagai gimik atau sandiwara politik. Mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri tersebut menilai Jekek sudah betul memosisikan sebagai pribadi dan petugas partai.

Jualan Diam-Diam Via Online Tetap Ketahuan, 13 Bakul Miras Dibekuk Polisi Solo

Jekek akan dipandang konsisten apabila mengundurkan diri sebagai cabup yang direkomendasikan DPP PDIP. Namun, apabila DPP PDIP tak mengabulkan permohonan Jekek dan tetap menugaskannya sebagai cabup, menurut Bambang, tak masalah jika Jekek melaksanakan tugas itu.

Sebagai petugas partai sudah seharusnya Jekek melaksanakan tugas partai, meski tak sejalan dengan keinginan pribadinya. “Berbeda halnya kalau Pak Jekek tak mengundurkan diri. Kalau sudah mengundurkan diri tetapi DPP PDIP tetap menugaskannya sebagai cabup, sebagai petugas partai wajar jika Pak Jekek melaksanakannya,” ucap warga Giripurwo, Kecamatan Wonogiri, itu.

Peluru Kosong

Dia berpendapat adalah hak seseorang untuk menilai Jekek inkonsisten apabila di kemudian hari tetap maju Pilkada Wonogiri. Lawan politik pun sah-sah saja menggunakan isu itu sebagai senjata.

Partai Gerindra Sodorkan 2 Nama Pendamping Gibran di Pilkada Solo, Siapa Saja?

Bambang meragukan isu tersebut akan efektif memengaruhi masyarakat apabila digunakan sebagai senjata. “Isu itu hanya akan jadi peluru kosong kalau dipakai untuk menyerang,” pungkas Bambang.

Jekek akan menentukan sikap setelah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) pilkada disahkan menjadi UU. Hanya, dia tak memberi sinyal akan konsisten merealisasikan janjinya atau tak merealisasikan. Dia hanya mengatakan dirinya sebagai pribadi dan kader partai harus dibedakan.

Jadi Pasien Positif Covid-19 Terlama di Sukoharjo, Perempuan Grogol Bakal Diterapi Plasma



Jekek memosisikan diri sebagai pribadi dan Bupati saat berjanji mengundurkan diri sebagai cabup yang direkomendasikan DPP PDIP jika pilkada digelar 9 Desember 2020. Sebagai tanggung jawab moral, dia harus fokus menangani Covid-19.

Menurut dia tak mungkin bicara soal politik di tengah pandemi Covid-19. “Akan menjadi blunder kalau saya malah berbicara politik di saat kondisi serbasulit seperti sekarang ini. Saya konsisten atau tidak, tunggu saja momentum yang tepat. Politik itu kan soal momentum,” papar Jekek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya