SOLOPOS.COM - Ilustrasi wong kalang (Instagram/@gypsyindonesia)

Solopos.com, SOLO — Warga Suku Kalang atau yang biasa dikenal dengan sebutan Wong Kalang kini hidup membaur bersama masyarakat umum di Pulau Jawa. Konon, mereka yang dulunya hidup nomaden dari satu hutan ke hutan lain kini menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Kota Solo dan Jogja.

Dalam kamus Javaansch derduitsch Woordenbook (Gericke Roorda, 1847), Wong Kalang dianggap sebagai kelompok manusia yang hidup dan mati di Surakarta atau yang saat ini disebut Kota Solo. Hal itu dikuatkan dengan pengakuan salah satu keturunan Suku Kalang yang kini tinggal di Ambarawa, Derry. Dia merupakan keturunan generasi kelima dari Wong Kalang.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dikutip dari Okezone, Rabu (10/11/20212), Derry mengatakan, eyang buyutnya pindah ke Jogja dan anak cucunya sudah menikah dengan orang non-Kalang. Hal inilah yang membuat keluarganya terputus dari budaya Kalang.

Baca juga: Ritual Kalang Kobong, Tradisi Kematian Wong Kalang

Menurutnya saat ini banyak keturunan Wong Kalang yang menetap di Kotagede, Jogja sebagai pengusaha perak. Konon warga Suku Kalang yang didatangkan ke Jogja jumlahnya sekitar 50 KK. Sesampainya di Jogja mereka ditempatkan di Kotagede. Mereka kemusian menyebar ke timur ke wilayah Solo, Purwodadi, Blora, Jepara, Demak, Gombong, dan Purwokerto.

Sampai saat ini para peneliti belum dapat memastikan asal-usul Wong Kalang. Sebab ada berbagai versi cerita tentang sejarah mereka.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, sejumlah literatur menyebutkan Wong Kalang adalah kelompok suku yang bermukim di Pulau Jawa, khususnya di wilayah perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Kabupaten Blora dan Rembang di Jawa Tengah; dan Kabupaten Bojonegoro dan Tuban di Jawa Timur. Mereka termasuk dalam sub Suku Jawa yang dengan sengaja hidup mengasingkan diri dalam hutan.

Baca juga: Wong Kalang Ternyata Manusia Berekor, Ini Buktinya

Dikutip dari Scribd.com, Senin (8/11/2021), Wong Kalang sudah ada sebelum pengaruh Hindu masuk ke Jawa. Pendapat ini berdasarkan prasasti Kuburan Candi di Tegalsari, Magelang tahun 753 Saka atau 831 Masehi.

Dulu, Wong Kalang dengan masyarakat Suku Jawa hidup berdampingan meskin memiliki perbedaan budaya yang signifikan. Perbedaan paling mencolok terlihat pada ritual yang menjadi aspek kehidupan penting bagi kedua suku tersebut.

Baca juga: Asale Wong Kalang Pemilik Harta Karun di Blora: Pernah Tinggal di Solo

Asal-Usul Suku Kalang

Jika masyarakat Jawa tinggal di pedesaan, lain halnya dengan Wong Kalang yang memilih mengasingkan diri di hutan yang belum terjamah manusia. Dalam artikel jurnal karya Muslichin yang bertajuk Orang Kalang dan Budayanya: Tinjauan Historis Masyarakat Kalang di Kabupaten Kendal, Wong Kalang dulu dikenal sebagai penebang kayu dan juru angkut di proyek pembangunan. Hal tersebut dikemukakan berdasarkan pendapat Bryne (1951).

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Paramita pada 2011 itu menunjukkan makna Kalang sejalan dengan kehidupan Wong Kalang yang terpisah dari masyarakat Jawa. Konon kala itu mereka tidak boleh berada di lingkungan sekitar masyarakat Jawa. Mereka pun akhirnya hidup berpinda-pindah dengan mengembara, seperti para manusia purba. Orang Kalang mengandalkan sumber daya alam untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Baca juga: Mengenal Wong Kalang Pemilik Harta Karun di Blora

Secara fisik, Wong Kalang tidak berbeda dengan orang Jawa pada umumnya. Namun seorang peneliti Belanda, AB Meyer, dalam bukunya, Die Kalang Auf Java, mengatakan Wong Kalang termasuk golongan suku bangsa berambut keriting dan berkulit hitam. Mereka masuk dalam kategori ras yang sama dengan suku Negrito di Filipina dan suku Semang di Malaysia.

Kehidupannya yang serba pasrah, berserah diri, dan bijak membuat mereka disebut sebagai Kalang Sejati. Pada awalnya mereka ada di Solo dan Bagelen serta karesidenan yang lainnya.

Mereka ada di suatu tempat yang disebut Kalangan. Pekerjaannya di Surakarta adalah membuat cambuk, dan dtempat lain ada yang menjadi pandai besi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya