SOLOPOS.COM - Pendapa Pura Mangkunegaran Solo, Minggu (13/3/2022) atau sehari setelah jumenengan KGPAA Mangkunagoro X. (Solopos/Afifah Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Pura Mangkunegaran Solo yang berdiri pada 17 Maret 1757 dengan adanya Perjanjian Salatiga selalu melahirkan pemimpin dan tokoh-tokoh sentral dengan pemikiran yang tajam. Mereka mampu meninggalkan jejak monumental masing-masing.

Tokoh nomor satu yang namanya tetap harum hingga zaman modern sekarang ini yaitu Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa yang menjadi Mangkunagoro I. Ajaran dan prinsip hidup Raden Mas Said tetap diugemi dan diikuti hingga saat ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam catatan pemerhati sejarah Solo dan Ketua Komunitas Solo Societeit, Dani Saptoni, tidak hanya Raden Mas Said yang berhasil membangun dan membuktikan kepemimpinannya. Semua pemimpin Pura Mangkunegaran Solo punya monumen sendiri.

“Setiap Mangkunagoro punya ciri khas dan peninggalan jejak monumentalnya bagi Mangkunegaran. Seperti Mangkunagoro II yang memodifikasi prajurit Mangkunegaran jadi prajurit profesional [Legiun Mangkunegaran],” katanya saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (23/11/2022).

Basis Perjuangan Raden Mas Said di Wonogiri pemimpin pura mangkunegaran solo
Raden Mas Said atau Mangkunegara I. (Istimewa/wikipedia.com)

Sedangkan Mangkunagoro III dikenal dengan kebijakannya yang menegaskan ajaran-ajaran Mangkunagoro I sebagai pedoman wajib. Mangkunagoro IV memodernisasi sistem pemerintahan dan keuangan Pura Mangkunegaran.

Baca Juga: Ngunduh Mantu Kaesang di Pura Mangkunegaran, Begini Alasan Wali Kota Gibran

“Mangkunagoro V meninggalkan jejak monumental di bidang kesenian, Mangkunagoro VI punya kebijakan tentang tata negara, Mangkunagoro VII dikenal sosok intelektual, dan Mangkunagoro VIII menggabungkan Pura dengan NKRI,” ungkapnya.

Sementara KGPAA Mangkunagoro IX banyak menyentuh sisi-sisi budaya Jawa, atau tak menyentuh ranah politik. Kondisi itu dikarenakan status Pura Mangkunegaran yang sudah menjadi bagian NKRI. Pemimpin Pura Mangkunegaran Solo ini menciptakan banyak macam gending dan tari.

“Mangkunagoro IX menciptakan berbagai macam gending dan tarian Pura Mangkunegaran. Setelah meninggal dunia pada Agustus 2021, tampuk kepemiminan Pura Mangkunegaran dilanjutkan oleh Mangkunagoro X sampai sekarang ini,” tuturnya.

Baca Juga: Terinspirasi Era 1920-an, Ada Sentuhan Jawa-Eropa di Taman Mangkunegaran Solo

Asal Julukan Pangeran Sambernyawa

Sementara dikutip dari laman puromangkunegaran.com, Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa atau KGPAA Mangkunagoro I lahir di Kartasura pada 7 April 1725. Ayahnya Pangeran Arya Mangkunagoro dan ibu Raden Ayu Wulan.

Pangeran Sambernyawa dikenal sebagai ahli strategi perang dan telah memimpin pasukan melawan tiga kekuatan sekaligus, yaitu VOC, Paku Buwono III, dan Hamengku Buwono I. Selama 16 tahun pasukan yang dia pimpin bertempur 250 kali.

komisaris pt kai calon istri bhre mangkunagoro X menetap di solo pemimpin pura mangkunegaran
Bhre Cakrahutomo, pemimpin Mangkunegaran Solo bergelar KGPAA Mangkunagoro X. (Istimewa)

Julukan Pangeran Sambernyawa dia dapatkan ketika memimpin perang melawang pasukan VOC. Julukan itu disematkan kepada Raden Mas Said karena setiap kali memimpin perang selalu membawa kematian bagi musuh-musuhnya.

Baca Juga: Lihat Taman Pracima di Mangkunegaran Solo, Erick Thohir: Wadah Belajar Sejarah

Sementara Mangkunagoro X memang belum bisa dilihat apa jejak monumentalnya sebagai pemimpin Pura Mangkunegaran Solo. Selain baru saja mulai memimpin, usianya juga masih muda, baru 25 tahun dan perjalanannya masih sangat panjang untuk membuat monumennya sendiri.

Meski begitu, beberapa hal patut menjadi catatan. Salah satunya getolnya ia merevitalisasi bangunan Pura Mangkunegaran agar tidak rusak dimakan zaman. Selain itu juga mengabadikan dan melanggengkan karya pendahulunya melalui digitalisasi naskah agar bisa tetap dipelajari bergenerasi-generasi mendatang.

Terbaru, KGPAA Mangkunagoro X dengan bantuan Kementerian BUMN membangun Taman Pracima dengan desainnya yang ikonik di kompleks pura. Hal itu bagian upaya menjadikan Pura Mangkunegaran, yang akan menjadi lokasi resepsi pernikahan Kaesang Pangarep pada Desember 2022, sebagai pusat kebudayaan Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya