Ah-tenane
Rabu, 18 Mei 2011 - 14:48 WIB

Jebul Camer

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Baru sebulan Jon Koplo, mahasiswa universitas markotop di Solo ini melakukan pedekate terhadap adik kelasnya, Gendhuk Nicole. Segala cara dilakukan Koplo untuk menarik hati gacoan-nya agar mau menjadi pacarnya.

Karena selama ini Koplo baru melakukan pedekate di kampus, pada bulan kedua ia menemukan momen yang tepat untuk dolan ke rumah Gendhuk, sekaligus berkenalan dengan orangtuanya.

Advertisement

“Ndhuk, ulang tahun besok kamu pengin kado apa?” tanya Koplo. “Apa aja Mas, yang penting bermotif batik. Keluargaku semua suka batik, terutama Ibu,” jelas Gendhuk.

Dengan semangat 45 Koplo langsung nggenjrit sendirian ke Pasar Klewer. Ia sempat bingung mau membeli hadiah apa. Akhirnya Koplo memutuskan untuk membeli baju wanita, satu untuk Gendhuk Nicole, satu lagi untuk ibunya. Ia berpikiran, strategi untuk menarik hati tidak hanya pedekate kepada anaknya, tetapi juga ibunya.

Dia langsung berbelok ke salah satu kios batik, “Bu, njenengan pilihke rasukan. Setunggal kangge calon kula, setunggal malih kangge calon maratuwa kula. Sing sae nggih, Bu, soale calon maratuwa kula niku tiyange angel tur galak. Nek nyuwun napa-napa kedah sing sae,” kata Koplo ngecuprus sok tahu kepada si penjual, sebut saja Bu Lady Cempluk.

Advertisement

Pada malam harinya, berbekal dua bungkusan berisi dua pakaian batik, Jon Koplo pergi ke rumah Gendhuk Nicole di daerah Mojosongo. Sampai di sana, Koplo disambut hangat oleh Gendhuk. Sesaat kemudian Gendhuk memperkenalkan ibunya, “Mas, kenalke, iki ibuku,” kata Gendhuk kalem. Namun begitu melihat ibunya, Koplo langsung semrepet saknalika.

Matrih aku, Cah!,” jerit Koplo dalam hati.

Ternyata calon mertuanya itu tak lain adalah penjual baju batik yang tadi dibelinya di Pasar Klewer. “Ya, aku ibune Gendhuk. Aku iki wonge angel tur galak lho Mas,” sindir Bu Cempluk menirukan ucapan Koplo siang tadi.

Advertisement

Dengan wajah abang-ireng, Koplo pun meminta maaf, “Bu, kula nyuwun pangapunten nggih, wau siang niku kula namung gojeg kok,” katanya sambil pringas-pringis menahan malu.

Adinda Cantika, RT 04/RW XIX No 15B, Mojosongo, Solo

Advertisement
Kata Kunci : Ah Tenane Jon Koplo Mertua
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif