SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Idul Fitri selalu jadi momentum yang tepat untuk bermaaf-maafan sekaligus mempererat silaturahmi. Demikian juga bagi Jon Koplo, pemuda salah satu desa plosok di Wonogiri. Seperti Lebaran-Lebaran sebelumnya, pemuda lugu yang selalu ngrumangsani banyak salah ini selalu mengikuti tradisi mubeng kampung. Selain meminta maaf tentu juga “minta” suguhan. Bersama dua temannya, Tom Gembus dan Gendhuk Nicole, seusai salat Ied mereka bersilaturahmi ke para sesepuh kampung.

Benar saja dari rumah ke rumah, mereka selalu disuguhi makanan. Hanya saja kebanyakan yang disajikan adalah makanan-makanan khas desa seperti tape ketan, emping, jadah-wajik, pisang rebus, kacang bawang, atau paling benter roti kalengan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Nah, ndilalah pas di rumah Mbah Cempluk yang salah satu anaknya merantau ke Ibu Kota, ada satu wadah makanan enak yang sering diiklankan di televisi. “Wah, Mbus, ora kleru awake dhewe rene, ana panganan enak,“ bisik Koplo sajak kemecer.

Ayo Cah, ndang disambi!  Sak eneke, ora sah pekewuh,” Mbah Cempluk mempersilakan.

Dengan penuh semangat, Koplo langsung nyandhak wadah makanan enak yang sejak tadi diincarnya itu. Namun setelah dibuka, mak jegagik…! Wajah Koplo berubah saknalika. Ternyata isinya bukan seperti gambar pada kemasannya melainkan marneng alias jagung goreng!  Tom Gembus hanya bisa ngampet ngguyu melihat ekspresi wajah Koplo.

Bul jebakan Batman, Cah…” gerutu Koplo.

Tak betah terlalu lama ngampet guyu, mereka pun segera berpamitan.

 

Farida Rachmawati, Gatak RT 002/RW 005, Madegondo, Grogol, Sukoharjo, 57552

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya