SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, JAKARTA –</strong> <a href="http://news.solopos.com/read/20180805/496/932172/cahaya-hijau-sebelum-gempa-lombok-70-sr-jalanan-macet-total" target="_blank" rel="noopener" title="Cahaya Hijau Gempa Lombok">Pascagempa Lombok</a> 7 SR, berembus isu Pulau Jawa akan diguncang gempa dahsyat.&nbsp;Isu tersebut berembus lewat pesan berantai di Whatsapp maupun Youtube. Pesan itu menyebutkan akan terjadi gempa kekuatan dahsyat di Pulau Jawa.</p><p>Menanggapi hal ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyayangkan berita yang memelintir informasi yang disampaikan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) perihal potensi <a href="http://viral.solopos.com/read/20180806/486/932268/4-kali-baca-ayat-kursi-imam-di-bali-lanjutkan-salat-saat-gempa-lombok" target="_blank" rel="noopener" title="Ayat Kursi Saat Gempa Lombok">gempa besar</a> di Pulau Jawa.</p><p>Dikutip <em>Okezone.com</em>, dalam pesan berantai itu disebutkan <a href="http://news.solopos.com/read/20180805/496/932157/gempa-lombok-7-sr-bmkg-ketinggian-maksimum-tsunami-05-meter" target="_blank" rel="noopener" title="Tsunami Gempa">gempa dahsyat</a> di Jawa akibat meningkatnya aktivitas seismik dengan seringnya terjadi subduksi atau pergerakan lempeng selatan mulai dari Selat Sunda hingga timur Pulau Jawa.</p><p>Pesan tersebut menyertakan nama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan memuat link Channel Youtube milik Berita Satu.</p><p>"Setelah kami (BMKG-red) cek, ini adalah berita lama dan disebarkan ulang. Yang disayangkan, ada pihak yang mengemas dan membumbui pesan ilmiah tersebut sehingga diinterpretasikan sebagai ramalan. Perlu kami tegaskan kembali bahwa hingga saat ini belum ada satupun teknologi yang mampu memprediksi gempabumi secara presisi mengenai kapan dan berapa kekuatannya," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di Jakarta, Senin (13/8/2018).</p><p>Dwikorita mengatakan, tidak ada yang salah dengan imbauan LIPI agar masyarakat tetap waspada terhadap peluang terjadinya bencana gempabumi di Indonesia setiap saat.</p><p><strong>Jalur Gempa Aktif</strong></p><p>Hal ini karena Indonesia terletak berada di jalur gempa teraktif di dunia karena dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik dan berada di atas tiga tumbukan lempeng benua, yakni, Indo-Australia dari sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur. Akan tetapi, lanjut dia, penjelasan kapan dan dimana tempatnya secara lebih rinci masih tanda tanya besar.</p><p>"Indonesia adalah satu dari sedikit negara di dunia yang sepenuhnya terletak di dalam kawasan "cincin api" sehingga bencana bisa terjadi sewaktu-waktu. Fakta inilah yang perlu dipahami oleh masyarakat Indonesia," imbuhnya.</p><p>Menurut Dwikorita, yang paling penting saat ini adalah bagaimana kita membangun harmoni hidup bersama dengan gempabumi melalui mitigasi bencana untuk meningkatkan perlindungan dan pertolongan mandiri dalam menghadapi bencana.</p><p>Daripada, kata dia, larut dalam diskusi, perhitungan, ramalan, dan perkiraan mengenai kapan lagi gempabumi akan terjadi. "Gempa bisa terjadi sewaktu-waktu, kapanpun dan dimanapun. Namun kita berupaya jangan sampai ada korban, dengan cara tidak panik dan paham apa yg harus disiapkan sebelum, saat, dan setelah gempabumi," terangnya.</p><p><strong>Hoax</strong></p><p>Terkait informasi hoax yang muncul dan viral di medsos, Dwikorita mengatakan sudah sepatutnya para netizen dapat menyaring secara bijak aneka kabar berupa teks, foto dan video yang begitu gampang diakses publik.</p><p>"Perlu proses saring sebelum sharing sehingga (informasi <em>hoax)</em> tidak menjadi viral. Jangan membuat masyarakat resah dengan kabar yang dapat menyesatkan," tuturnya.</p><p>"Kami menghimbau masyarakat tetap tenang dan tidak mudah percaya informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan "tergoda" dengan ramalan-ramalan atau prediksi. Pastikan informasi terkait gempabumi bersumber dari BMKG. Silahkan akses info BMKG melalui website maupun media sosial bukan yang lain. Kami terus memantau selama 24 jam," tambah dia.</p><p>Lebih lanjut Dwikorita mengatakan, viralnya kabar hoax tentang bencana lantaran munculnya rasa takut dan cemas yang berlebih. Kondisi ini mendorong individu untuk ingin segera tahu kapan dan dimana gempa akan kembali terjadi. Selain itu, tambah dia, tidak sedikit individu yang merasa bangga ketika dapat menyebarkan berita pertama kali tanpa peduli kebenaran isi berita.</p>

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya