SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pembinaan terhadap umat dilakukan salah satunya melalui pengajian.

Menjadi imam masjid memiliki banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Tugasnya sebagai imam rawatib dan imam di masyarakat harus didukung dengan kemampuan di antaranya memiliki kemampuan membaca dan hafalan Alquran yang baik dengan tajwid yang benar.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Selain itu, mampu melaksanakan tugas-tugas imam dalam mewujudkan masyarakat yang rabbani, yakni masyarakat yang sikap dan perilakunya disesuaikan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai ketuhanan.

Imam Masjid Nurul Falah, Karangasem, Laweyan, Solo, H Muhammad Taslim, menuturkan imam memiliki cakupan luas. Imam atau pemimpin juga harus mampu membina umat untuk bertakwa dan menjaga perilaku sesuai dengan syariat.

“Saya selain imam di sini, juga penanggung jawab beberapa jemaah pengajian, seperti Ahad pagi, malam Rabu, pengajian ibu-ibu malam Jumat,” kata Taslim, Rabu (2/1). Selain penanggung jawab, ia juga rutin sebagai pembicara pengajian.

Taslim yang juga menjadi takmir bidang dakwah, menyebut perlunya sifat ikhlas. Segala yang ia lakukan hanya untuk beribadah kepada Allah. “Ada orang datang bertanya, bapak jawab dengan jujur, bapak dapat gaji berapa? Saya jawab tidak dapat. Saya pasrah, Allah-lah yang mencukupi semua kebutuhan saya,” ucap mantan pegawai UMS ini.

Sifat berikutnya adalah sabar. Sebagai imam yang merangkap petugas kebersihan, ia selalu diuji kesabarannya dalam menjaga kebersihan dan kesucian masjid. Masjid yang berdekatan dengan sekolah membuat kawasan itu ramai saat datang waktu salat. “Di sini ada tiga gelombang. Ada 600-an anak. Salat Zuhur semua. Ya setelah itu dipel agar tetap bersih dan suci.”

Imam juga harus bersikap adil dan bijaksana dalam menyikapi banyaknya golongan dan paham yang dianut jemaah. Masjid sebagai tempat ibadah sebaiknya jauh dari kepentingan politik dan penyebaran paham tertentu dari golongan tertentu.

Sifat berikutnya adalah memahami jiwa jemaah. Menurut tokoh NU Sukoharjo, Ahmad Baedowi, salah satu kepentingan jemaah perlu diperhatikan yakni penentuan salat berjemaah. “Tafsir ‘alal waktiha bisa dimaknai dalam waktu itu. Artinya selama waktu itu masih ada, itu ‘alal waktiha.”

Maka tidak heran saat digelar salat Zuhur berjemaah pukul 12.30 WIB karena sebagian besar jemaah baru longgar saat waktu tersebut. “Azannya bisa di awal waktu tapi salatnya 12.30 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya