SOLOPOS.COM - Sekretaris Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Indonesia (Amphuri) Jateng, Muhammad Halim. (Solopos.com/Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Indonesia (Amphuri) Jawa Tengah (Jateng) mengaku kecewa dengan keputusan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menurunkan level dua bandara besar di Jateng, Bandara Ahmad Yani Semarang dan Bandara Adi Soemarmo Boyolali, dari internasional menjadi domestik. Menurut Amphuri, keputusan Kemenhub itu pun bakal membuat biaya umrah di Jateng mengalami kenaikan sekitar 15%.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Amphuri Jateng, Muhammad Halim, kepada Solopos.com, Jumat (3/5/2024). Halim menilai hilangnya status internasional dua bandara di Jateng itu bakal mengancam rute penerbangan.

Promosi Terus Naik, Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan BRI Capai Rp787,9 Triliun 2024

“Ini yang masih tanda tanya, karena staf imigran di bandara kan pasti hilang akibat statusnya [internasional] dicabut. Tapi kami belu tahu apakah penerbangan dari Boyolali atau Semarang untuk umrah tetap ada atau hilang dengan beralihnya status itu. Sampai saat ini kami belum mendapatkan kepastian,” ujar Halim.

Oleh karena itu, Halim menyampaikan, saat ini banyak pelaku biro umrah di Jateng waswas. Mereka khawatir biaya operasional perjalanan umrah dari Jateng ke Jeddah membengkak yang berimbas kepada calon jemaah.

“Imbasnya tentu ada. Karena kami [jasa] harus ke Jakarta atau Surabaya dulu biar bisa terbang ke Jeddah. Sebelumnya dari Bandara Adi Soemarmo bisa, tapi ini sekarang harus oper dulu. Tentu akan menambah biaya, sekitar 15%,” tuturnya.

Halim memperkirakan kenaikan sebesar 15 persen itu berasal dari biaya tiket pesawat atau bus dari Semarang menuju Jakarta atau Surabaya. Jumlah pun cukup besar yakni sekitar Rp2 juta.

“Perjalanan umrah itu saat ini sekitar Rp15 juta, tapi kalua enggak bisa terbang langsung dan harus oper ya bakal ada tambahan biaya sekitar Rp1,8 juta hingga Rp2 juta,” ujarnya.

Amphuri Jateng pun sangat menyesalkan keputusan yang diambil oleh Kemenhub ini. Pihaknya berharap, keputusan ini belum final atau masih bisa dikaji ulang agar penurunan status internasional ke domestik dicabut.

“Dan sampai saat ini, kami bersama Amphuri pusat masih wait and see, masih menunggu kabar lanjutan karena ini masih tanda tanya [rute menuju Jeddah hilang atau tidak]. Tapi pada intinya, kami akan melayangkan surat protes atau keberatan,” ujarnya.

Sementara itu, Stackholder Relation Manajer Bandara Ahmad Yani Semarang, Ahmad Zulfian Noor, mengatakan penerbangan untuk ibadah umrah menjadi rute internasional terakhir yang dioperasikan di bandaranya. Sebab, pasca-pandemi Covid-19, tidak ada lagi maskapai yang mengajukan rute penerbangan internasional.

“Belum ada maskapai yang mengajukan [rute internasional]. Terakhir penerbangan umrah sekitar Agustus 2023,” tutup Zul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya