SOLOPOS.COM - Logo Java digunakan sebagai brand destinasi wisata Jateng-DIY (Istimewa)

Brand Java untuk Jateng-DIY diyakini memperkuat brand Solo Spirit of Java.

Solopos.com, SOLO — Pemilihan “Java” sebagai nama branding pariwisata Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dipandang strategis untuk wilayah Soloraya. Praktisi Periklanan sekaligus Ketua Solo Creative City Network, Irfan Sutikno, menilai wilayah di Soloraya bisa memetik manfaat dari branding pariwisata Java.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Secara positioning jadi strategis karena wilayah Soloraya disetarakan dengan ibu kota provinsi Jawa Tengah maupun DIY,” katanya kepada Solopos.com, Minggu (28/8/2016).

Irfan menjelaskan pemilihan branding Java juga bisa memperkuat branding pariwisata Kota Solo yang selama ini menggunakan Solo Spirit of Java. “Kalau di Jateng-DIY menggunakannya sebagai nama merek, kita menggunakannya untuk tagline. Ini tentu juga menguntungkan dari sisi branding yang selama ini kita miliki. Bisa makin kuat,” jelasnya.

Menurut Irfan, pemangku wilayah di Jateng-DIY harus segera duduk bersama untuk merespons branding pariwisata kolektif Java yang telah dirumuskan sebagai upaya menciptakan strategi pemasaran yang lebih selaras dan terarah.

“Harus segera disosialisasikan di tingkat internal bersama-sama pemangku wilayah setempat. Setelah itu baru diberitahukan kepada masyarakatnya. Dengan menyosialisasikan kepada warga, mereka jadi punya kebanggan dan spontan bisa menciptakan endorsement dari dalam,” paparnya.

Selain dukungan warga, Irfan menyebut diperlukan komiten bersama dari pemerintah daerah setempat untuk mendukung strategi pemasaran bersama ini.

“Selama ini kebersamaan jadi barang mewah. Branding ini harusnya bisa menjadi momentum untuk menanggalkan ego sektoral masing-masing wilayah. Pemangku kepentingan harus sadar, kekuatan besar menghasilkan daya dorong yang lebih kuat. Tanpa kebersamaan branding hanya branding,” kata dia.

Sementara itu, pengamat pariwisata dari UNS Solo, Bambang Irawan, menyarankan pemerintah disarankan segera menyusun legal formal untuk mengikat komitmen daerah menjalankan strategi pemasaran pariwisata bersama tersebut. “Payung hukum dalam kesepakatan ini penting karena setiap daerah sudah memiliki branding masing-masing,” jelasnya secara terpisah.

Ketika sudah terbentuk payung hukum, sambungnya, pemerintah bisa segera mengetes pasar ke negara sasaran. “Harus segera dicoba juga. Respons pasar seperti apa setelah branding Java ini dijalankan,” terangnya.

Bambang mewanti-wanti agar branding Java yang dikembangkan pemerintah tidak tumpang tindih dengan branding lokal yang telah dijalankan sejumlah daerah. “Java memang upaya perluasan segmentasi pasar luar, baik kota maupun negeri dengan major brand Wonderful Indonesia. Semoga saja branding kewilayahan ini nantinya tidak overlapping dengan branding yang sudah ada,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya