SOLOPOS.COM - Petugas Dinas Pertanian dan Perikanan memberi tanda telah divaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) kepada seekor sapi ternak warga di Kandang Komunal Gapoktan Desa Mertan, Bendosari, Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (18/6/2022). (Antara/Mohammad Ayudha)

Solopos.com, SEMARANG — Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mendapat 1.500 dosis vaksin penangkal penyakit mulut dan kuku (PMK). Vaksinasi PMK di Jateng untuk hewan ternak pun bakal dimulai Kamis (23/6/2022).

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Agus Wariyanto, menyebut vaksin PMK itu diprioritaskan bagi ternak yang sehat, yang berada di pusat pembibitan dan sapi perah. Ribuan vaksin itu disimpan di fasilitas cold storage yang mampu menampung 200.000 hingga 500.000 dosis. Rencana, vaksin PMK itu akan didistribusikan ke sejumlah kabupaten/kota di Jateng.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

“1.500 unit itu kan terbatas, ada perintah dari pusat (Kementan) yang terpenting dari tempat Balai Pembibitan dan Sapi Perah. [Jumlah] itu tentu belum cukup, namun harus segera diaplikasikan, sambil jalan. Ini baru kita alokasikan, paling tidak besok kabupaten terpilih kita suruh ambil, karena tidak semuanya,” ujar Agus, Selasa (21/6/2022).

Agus menjelaskan, vaksinasi yang dilakukan ini merupakan tahap vaksin darurat. Nantinya, pada akhir Agustus, vaksinasi massal akan digenjot. “Kamis (23/6) paling lambat, mungkin bisa lebih cepat kita wanti-wanti segera-segera, karena ini kan untuk pencegahan,” sebutnya.

Ia mengatakan, alasan pemilihan target vaksinasi sudah melalui kajian. Untuk sapi perah menjadi prioritas, karena PMK sangat berpengaruh pada produksi susu. Sementara, untuk sapi potong, sapi lokal atau peranakan ongole (PO), juga kerbau cenderung lebih kuat.

Baca juga: 21.000 Kasus PMK di Jateng, Disnak Keswan Gandengn PT Kaji Epidemiologi

Adapun, vaksinasi PMK diprioritaskan bagi daerah yang memunyai populasi sapi perah tinggi. Total jumlah populasi sapi perah di Jateng mencapai 141.395 ekor, dengan daerah tertinggi di Boyolali, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Klaten.

Sedangkan, untuk hewan yang telanjur sakit Agus menyebut harus disehatkan terlebih dahulu. Untuk program vaksinasi massal, Agus mengatakan akan dimulai pada akhir Agustus tahun ini.

“Nanti akan ada petugas khususnya, di kabupaten juga disiapkan. Kita ada tim supervisi untuk memperkuat, kita hitung, kabupaten siap atau tidak. [Vaksinasi PMK] harus terprogram dan jangan menumpuk serta harus segera, sambil menunggu [vaksin] dari pusat,” jelasnya.

Baca juga: Jadi Percontohan, Sukoharjo akan Dapat 35.000 Dosis Vaksin PMK

Data Disnakkeswan Jateng pada Senin (20/6) ternak yang terduga mengalami gejala PMK sejumlah 23.487 ekor. Sebanyak 300 di antaranya dinyatakan positif PMK. Sementara 20.254 ternak yang diduga PMK telah mendapatkan pengobatan. Dari prosedur itu 4.949 ekor dinyatakan membaik, sisa kasus 18.163, ternak dipotong 259 ekor dan mati 116 ekor.

Adapun, total populasi ternak berisiko PMK mencapai 8.286.534 ekor. Itu terdiri dari sapi 2.016.564 ekor, kerbau 58.190 ekor, kambing 3.790.059 ekor, domba 2.333.425, dan babi 88.296 ekor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya