SOLOPOS.COM - Ilustrasi tabung gas elpiji 3 kg. (Solopos-dok)

Solopos.com, SRAGEN — Kuota gas elpiji 3 kg untuk Sragen pada 2021 sebanyak 35.282 matrik ton. Angka tersebut meningkat 2.657 matrik ton bila dibandingkan dengan kuota di 2020 sebanyak 32.625 matrik ton.

Kenaikan alokasi elpiji itu disebabkan adanya peningkatan jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) selama pandemi Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penjelasan itu disampaikan Kabid Pembinaan dan Pengembangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen Muh. Farid Wajdi saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (22/4/2021) siang.

Baca juga: Korban Jiwa Akibat Jebakan Tikus Berlistrik di Sragen Berjatuhan, Akankan Petani Kapok?

Dia menguraikan dengan kuota 35.282 matrik ton itu maka distribusi gas elpiji harian bisa mencapai 39.202 tabung. Dengan stok tersebut, Farid optimistis tidak akan mengganggu kebutuhan menjelang dan sesudah Lebaran 2021.

“Kuota itu di-breakdown dari agen ke pangkalan dengan hitungan harian. Bila terjadi kekurangan barang pasokan elpiji maka kami langsung berkoordinasi dengan PT Pertamina supaya ada kebijakan penambahan alokasi elpiji. Kebijakan itu juga berlaku untuk kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) bila terjadi kekurangan barang,” ujarnya.

Lebih lanjut, Farid menerangkan sebenarnya elpiji 3 kg itu diperuntukkan bagi warga miskin tetapi dalam praktiknya semua kalangan menggunakan elpiji 3 kg itu.

Baca juga: Kendaraan Luar Jateng Berseliweran di Jalan Alternatif di Sragen, Lolos Penyekatan?

Farid mengakui Disperindag kesulitan untuk memantau dan mengidentifikasi peredaran gas elpiji 3 kg. Selama ini operasi gabungan, ujar dia, dilakukan dengan menyasar hotel, restoran, rumah makan, dan seterusnya.

“Ketika ditemukan ada hotel yang menggunakan elpiji melon itu bisa langsung ditukar dengan elpiji komersial,” ujarnya. Farid melihat masa pandemi Covid-19 tidak berpengaruh pada distribusi dan stok elpiji maupun BBM.

Peluang Membuka Pangkalan

Dia menjelaskan kebutuhan di sektor pertaniannya pun tak ada gejolak stok barang. Dia mengatakan dari pihak PT Pertamina membuka peluang bagi yang ingin membuka pangkalan di daerah pertanian.

Baca juga: Waduh! 3 Perempuan Buruh Tani Kena Jebakan Tikus Berlistrik Di Sukodono Sragen

“Kuota elpiji 2021 ini meningkat karena naiknya jumlah UMKM maupun industri kecil menengah (IKM) di Sragen. Kami tidak memiliki data itu. Analisis itu menjadi pertimbangan Pertamina untuk menambah kuotas gas elpiji. Selama pandemi banyak yang terkena PHK [pemutusan hubungan kerja] kemudian mereka membuka usaha sendiri berbentuk UMKM atau IKM. Jadi kenaikan kebutuhan elpiji sekarang juga naik sekitar 3.000 tabung,” ujarnya.

Kabid IKM Disperindag Sragen Octavianto menyampaikan jumlah IKM selama masa pandemi kemungkinan naik. Octav tak bisa menyampaikan data kenaikan jumlah IKM itu karena belum melakukan pendataan secara riil. Dia menyebut jumlah IKM terakhir yang terdata di Disperindah Sragen mencapai 19.900 IKM.

Kabid UMKM Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Dinkop UKM) Sragen, Dewi Dwi Hastuti, menyampaikan pada 2020 lalu ada Bantuan Pemerintah Usaha Mikro (BPUM) yang sasarannya UMKM.

Baca juga: Rumah Hantu di Desa Sepat Sragen Disiapkan untuk Karantina Pemudik

Dewi menerangkan jumlah pendaftaran program BPUM di Sragen itu mencapai 1.500 UMKM. Dewi melihat dari antusias UMKM yang ikut program BPUM maka diketahui ada peningkatan jumlah UMKM selama pandemi yang cukup signifikan.

Dewi menyebut kenaikan jumlah UMKM itu mencapai 700 unit UMKM yang menyebar di Sragen. “Warga yang sebelumnya buruh karena terkena PHK kemudian berusaha mendirikan UMKM. Hingga sekarang jumlah UMKM Sragen mencapai 69.000-an,” kata Dewi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya