SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Alby Albahi)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Alby Albahi)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Alby Albahi)

Solopos.com, SOLO — Minimnya potensi penumpang pesawat terbang dari Bandara Adisoemarmo Solo kembali diikuti dengan penutupan sementara rute terbaru atau penerbangan malam milik Garuda Indonesia, per 10 Oktober lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

General Manager (GM) Garuda Indonesia Solo, Flora Izza, menyebutkan penutupan rute paling malam Jakarta-Solo pukul 19.00 WIB dan paling pagi Solo-Jakarta 05.55 WIB hanya bersifat sementara. Dan rencananya, akan buka kembali awal November.

Penutupan sementara ini menambah daftar panjang rute penerbangan yang tidak stabil dari dan ke Solo. Belum lama ini, Trigana Air juga menutup rute Solo-Banjarmasin dengan alasan load factor yang kurang optimal.

“Penutupan ini hanya bersifat temporary, karena ada maintanance pesawat yang harus rutin lakukan,” kata Flora, saat ditemui Solopos.com, Senin (21/10/2013).

Memang diakui Flora, penerbangan Garuda Indonesia yang merupakan frekuensi kelima dari dan ke Solo itu belum mencatat kinerja yang optimal. Angka keterisian masih di bawah 70%. Idealnya, kata Flora, angka load factor di setiap penerbangan minimal bisa 75%.
Sehingga, harapannya bisa memenuhi target rata-rata load factor penerbangan Garuda Indonesia rute Solo-Jakarta sebesar 80%.

Sebelumnya, Garuda Indonesia membuka frekuensi penerbangan kelima tersebut dengan membidik pangsa pasar kalangan pebisnis yang sering melakukan mobilitas Solo-Jakarta.

“Tapi sepertinya harus kami evaluasi juga jadwal penerbangan ini. Sebenarnya, jam penerbangan ini bisa mencapai tingkat keterisian yang optimal jika di Solo sedang banyak agenda meeting,” jelas Flora.

Awal Oktober lalu misalnya, sebelum tutup sementara di tanggal 10 Oktober, load factor sangat terbantu dengan kongres nasional Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Tetapi, saat minim agenda MICE maka kinerja maskapai pun sedikit menurun.

Menurut Flora, Solo saat ini sangat bergantung dengan adanya agenda meeting, incentive, convention and exhibition (MICE). Penumpang pesawat tidak hanya datang dari kalangan wisatawan tapi juga tamu MICE. Kondisi ini juga sama terjadi di Kota Jogja dan Bali.
Keduanya tidak hanya mengandalkan pasar wisata tapi juga MICE.

Dengan berkurangnya satu frekuensi penerbangan, maka Oktober ini Garuda Indonesia hanya beroperasi empat kali sehari rute Solo-Jakarta. Keempat frekuensi dari Solo itu adalah 07.45 WIB, 11.30 WIB, 14.10 WIB dan 18.45 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya