SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)--Jaringan pengairan untuk 60 hektar lahan di Dukuh Ngipang dan Dukuh Singoyudan, Desa Gawan, Tanon mangkrak sejak lebih dari empat tahun terakhir.

Jaringan tersebut merupakan bekas program Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) yang mandek gara-gara dinilai warga merugikan.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Desa (Kades) Gawan, Sutrisna mengatakan jaringan pengairan tersebut semula menyalurkan air dari sumur air dalam yang berada di dua dukuh itu kea real pertanian di sekitarnya.

Namun, lantaran biaya operasional terlalu tinggi, warga pilih berhenti memanfaatkan sumur berikut jaringannya. Jaringan tersebut mangkrak sejak 2005 hingga kini.

“Sumur hanya dipakai paling 3-4 bulan di musim kemarau. Selebihnya menganggur. Tapi karena sumur itu membutuhkan listrik, untuk sebulan tanpa digunakan warga tetap harus membayar Rp 600 juta. Itu sangat memberatkan warga, sehingga mereka pilih tidak menggunakan saja,” jelas Sutrisna, saat ditemui Espos, di ruang kerjanya, Selasa (14/12).

tsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya