SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi. (Freepik)

Solopos.com, KLATEN — Sebanyak 12 ibu serta 112 bayi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah meninggal dunia sepanjang Januari 2020 hingga September 2020. Pandemi Covid-19 disebut-sebut ikut menyumbang faktor penyebab kematian ibu dan bayi tersebut.

Belasan ibu meninggal dunia itu yakni ibu yang meninggal dunia saat proses kehamilan, bersalin, hingga masa nifas atau rentang 42 hari setelah melahirkan. Sementara, kematian bayi yang dimaksud yakni bayi lahir hidup hingga usia 12 bulan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Bekti Sayekti, mengatakan ibu meninggal dunia mayoritas mereka yang masuk kategori ibu hamil berisiko tinggi. Rata-rata ibu meninggal dunia lantaran preeklampsia atau gangguan kehamilan ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kandungan protein yang tinggi dalam urine.

Tabrak Truk Semen di Sine Sragen, Remaja asal Sidoharjo Meninggal Dunia

Sementara, penyebab bayi meninggal dunia kebanyakan lantaran bayi lahir dengan berat badan lahir rendah. Kondisi itu bisa terjadi pada bayi yang lahir prematur.

Lebih Tinggi

Bekti mengakui angka kematian ibu pada 2020 ini berpotensi lebih tinggi ketimbang 2019. Sepanjang tahun lalu, angka kematian ibu mencapai 12 orang. "Sementara kondisi saat ini sampai akhir tahun masih ada lebih dari dua bulan," kata Bekti saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (19/10/2020).

Soal penyebab tingginya angka kematian ibu, Bekti tak menampik pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret lalu menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kematian ibu. Pandemi membuat para ibu ketakutan untuk memeriksakan kondisi kehamilan mereka ke pelayanan kesehatan lantaran khawatir tertular Covid-19.

Di sisi lain, pada awal masa pandemi diakui pengawasan kepada para ibu hamil tak optimal. Larangan untuk berkerumun membuat kegiatan pemantauan dengan tatap muka tak bisa digelar. Pemantauan ibu hamil hanya dilakukan secara daring seperti melalui video call atau telepon.

"Saat awal-awal itu tidak bisa tatap muka seperti biasanya. Baru pada akhir Juli itu mulai digeber lagi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19," kata Bekti.

Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Klaten, Tuti Nurharyanti, mengakui kondisi pandemi Covid-19 juga berdampak kepada para ibu hamil. Ada yang ketakutan mendatangi pelayanan kesehatan untuk memeriksakan kondisi kehamilan mereka.

Selain itu, kondisi pandemi yang berdampak pada sisi ekonomi ikut memengaruhi ibu hamil secara psikis. "Memang belum ada penelitian lebih lanjut terkait pengaruh pandemi ini kepada ibu hamil. Tetapi memang secara tidak langsung satu atau dua ibu hamil tertekan karena kondisi ekonomi keluarga mereka juga terdampak pandemi," jelas dia.

Kepala Dinkes Klaten, Cahyono Widodo, juga memperkirakan penyebab kematian ibu hamil salah satunya lantaran faktor pandemi Covid-19. "Itu di awal-awal. Kemungkinan karena ketakutan [mendatangi pelayanan kesehatan] sehingga terjadi keterlambatan-keterlambatan [penanganan]. Kalau sekarang kondisinya sudah pulih lagi," kata dia.

Antisipasi

Untuk mengantisipasi angka ibu dan bayi di Klaten yang meninggal kian bertambah, Cahyono mengatakan salah satunya dengan meningkatkan kesiapan tenaga kesehatan baik di tingkat wilayah maupun di pelayanan kesehatan.

Dosen FH UNS Solo Meninggal Positif Covid-19, Begini Kronologinya Menurut Rektor

"Selain itu, kami siapkan juga pelayanan kesehatannya juga ketika ada ibu hamil yang ternyata terkonfirmasi positif Covid-19. Itu kan tentu ruang bersalinnya berbeda," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya