SOLOPOS.COM - Bayi Aira Cahya Mekarsari mengalami jantung bocor dan pengidap komplikasi digendong sang ibu di rumahnya di Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Karanganyar pada Selasa (28/6/2022). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Aira Cahya Mekarsari, bayi berusia 15 bulan asal Desa Sukosari, Kecamatan Jumantono, Karanganyar, membutuhkan uluran tangan. Anak bungsu dari pasangan Ratno Mekarsari-Dian Aruna Mahesi ini mengalami jantung bocor, gizi kurang, hingga penyakit komplikasi lain.

Saat ditemui Solopos.com, Aira hanya terdiam dalam gendongan sang ibu. “Setiap hari seperti ini, harus digendong. Jangan sampai nangis. Kalau nangis jantungnya bisa tambah bocor,” tutur sang ibu, Dian, ketika dijumpai di rumahnya pada Selasa (28/6/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dian mengatakan anak bungsunya yang lahir pada 2 April 2021 ini sejatinya terlahir secara normal. Namun sejak memasuki usia tiga bulan, perkembangannya melambat tak seperti bayi lain. Bobot Aira kini hanya 5,3 kilogram (kg).

Berat badan tersebut jauh dari ideal bayi seumurannya. Selain itu, dari hari ke hari kulit tubuhnya menjadi keriput seperti kulit jeruk. Bagian wajah bagian kiri juga mengalami kelainan. Katup mata kiri tertutup. Kondisi matanya juga tak berfungsi optimal.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Kurir Pengantar Paket Selamatkan Bayi di Sukabumi

“Sedih melihat kondisi anak saya. Saya bawa ke Puskesmas saat itu dan dirujuk ke RSUD Karanganyar ternyata mengalami jantung bocor dan komplikasi,” tuturnya.

Ia bersama suaminya tak berhenti memperjuangkan nasib putri bungsunya itu. Di tengah hidup yang pas-pasan, Dia terus berusaha agar si buah hati bisa tumbuh selayaknya anak balita normal.

Ia bahkan rela berhenti bekerja sebagai buruh pabrik untuk bisa merawat penuh Aira. Sementara untuk biaya hidup sehari-hari hanya mengandalkan uang hasil kerja serabutan suaminya.

“Anak kedua saya titipkan ke saudara. Di sini hanya saya, suami, Aira, dan anak pertama saya,” kata Dian yang menempati rumah kontrakan kecil di Griya Sari Permai RT 001/ RW 007 Bloc C Nomor 7, Jumantono.

Baca Juga: Mengenal Kelainan Jantung Bocor Seperti Dialami Bocah Sukoharjo

Ia mengaku membutuhkan uluran tangan untuk bayi mungilnya. Salah satunya bantuan alat bantu pendengaran untuk Aira.

Ia juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk pengobatan Aira. Meski memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), namun ada sebagian pengobatan yang biayanya harus ditanggung sendiri.

Belum lagi susu yang harus dikonsumsi Aira adalah susu khusus dan harganya mahal. Untuk menambah penghasilan, ia pun kini menerima jasa panggilan bersih-bersih pekarangan rumah tetangga.

“Buat transportasi ke rumah sakit. Minimal sebulan dua hingga tiga kali kontrol ke RSUD dr Moewardi Solo,” katanya. Ia mengapresiasi sejumlah sukarelawan yang memberikan bantuan.

Baca Juga: Kelainan Bayi Tanpa Tempurung Kepala Di Solo Diketahui Sejak 4 Bulan Kandungan

Wakil Ketua Baznas Karanganyar Bidang Pendistribusian, Anas Aijudin, mengatakan telah menerima informasi adanya bayi gizi buruk asal Jumantono. Timnya akan melihat kondisi keluarga tersebut. “Kami mendapat informasi tentang bayi itu dari Ketua DPRD. Akan kami cek segera,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya