SOLOPOS.COM - Ilustrasi (fanpop.com)

Janji Donald Trump untuk memproteksi ekonomi AS dikhawatirkan akan memicu perang dagang global.

Solopos.com, JAKARTA — Kemenangan Donald Trump menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat (AS) membawa kekhawatiran baru atas timbulnya perang perdagangan global. Pasalnya, salah satu janji kampanyenya adalah proteksi ekonomi yang membuat barang-barang luar negeri kesulitan masuk jika benar-benar diwujudkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu komitmen pengusaha properti raksasa itu untuk menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ialah mengenakan tarif impor yang tinggi bagi produk dari China dan Meksiko. Trump akan mengenakan tarif masuk produk dari kedua negara itu masing-masing sekitar 40% dan 35%.

Jika produk dari kedua negara itu dikenakan tarif impor tinggi, kemungkinan besar produk dari negara lain juga naik, termasuk Indonesia. Padahal, data ekspor semester I/2016 menunjukkan AS merupakan negara tujuan terbesar bagi Indonesia.

Ekonom yang juga menjabat Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah, menilai jika kebijakan itu benar-benar diterapkan, maka China dan Meksiko akan membalas. Bukan tak mungkin negara lain melakukan hal yang sama dan perang perdagangan mulai terjadi.

“Kalau benar-benar dijalankan [program kampanye Trump] saya kira akan sangat painful, dikhawatirkan akan ada trade war. Jadi saling membalas dan Indonesia kena dampaknya,” ungkapnya, Kamis (10/11/2016).

Dia justru berharap program-program yang disampaikan dalam kampanye Trump hanya omong kosong dan bisa berubah. Pasalnya, jika janji kampanye benar-benar direalisasikan maka akan menciptakan kekhawatiran bagi kondisi ekonomi global, termasuk Indonesia.

Lagi-lagi berdasarkan pernyataan kampanyenya, Trump mengaku menentang pelaksanaan Trans Pacific Partnership (TPP) sehingga kerja sama perdagangan regional itupun terancam stagnan.

Menurut dia, terlalu dini bagi Indonesia untuk menentukan arah kebijakan perdagangan internasional, terutama dengan Amerika Serikat. Posisi pemerintah sebaiknya menunggu tokoh-tokoh yang ditunjuk Trump untuk membantu kinerjanya dalam kabinet baru sampai 4 tahun mendatang.

Pemerintah juga perlu mengamati rekam jejak para pejabat pembantu Presiden AS untuk mengetahui arah kebijakan ekonomi dan perdagangan luar negeri Amerika Serikat ke depan. Setelah itu, baru bisa merumuskan langkah selanjutnya.

Kendati ada kekhawatiran besar terkait perang dagang, kondisi ekonomi makro nasional diproyeksi tak akan terlalu berguncang karena indikator pembentukan produk domestik bruto didominasi oleh konsumsi domestik, bukan transaksi perdagangan luar negeri. “Sejauh bisa menjaga inflasi, menciptakan lapangan kerja, dan daya beli masyarakat tetap tinggi, maka Indonesia akan mampu memitigasi potensi krisis global,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya