SOLOPOS.COM - Sugiyono, owner CV Mitra Sukses Bersama (MSB), yang terjerat kasus dugaan investasi bodong semut rangrang di Sragen. (Solopos.com/Moh Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN – Owner CV Mitra Sukses Bersama (MSB), Sugiyono, 45, berjanji mengembalikan uang Rp1,5 triliun milik mitra bisnis semut rangrang Sragen paling cepat dalam waktu empat tahun.

Bila dalam kesepakatan sebelumnya pembayaran uang mitra selesai pada Oktober 2022, setelah ada proses hukum, skema pelunasan uang mitra bisnis semut rangrang akan dijadwalkan ulang. Dia menegaskan butuh waktu paling cepat empat tahun dan paling lama enam tahun untuk melunasi semua uang mitra sebesar Rp1,5 triliun itu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Saya tetap butuh tambahan waktu. Sebab, selama mengelola MSB, saya tidak menumpuk uang dan aset dalam jumlah besar. Tergantung nanti kesepakatannya seperti apa. Yang jelas sumber dananya riil dan nyata,” papar Sugiyono saat ditemui Solopos.com, di rumahnya, Rabu (28/4/2021).

Baca juga: Sugiyono Janji Kembalikan Rp1,5 Triliun ke Mitra Bisnis Semut Rangrang Selama 4 Tahun

Untuk melunasi uang mitra, Sugiyono mengandalkan keuntungan dari unit usaha jual beli sembako yang dikelola Komunitas Mitra Sejahtera (KMS). Sejak ia terjerat masalah hukum, KMS mengalami kevakuman.

Depo sembako yang tersebar di 200 kecamatan di Jateng, DIY dan Jatim terpaksa ditutup sebagai imbas masalah hukum itu. Rencananya, KMS akan diaktifkan lagi setelah Lebaran.

“KMS ini merupakan wadah jual beli khusus member. Saat ini kami baru memiliki 153 member. Para member bisa belanja sembako di KMS dan mereka akan mendapatkan kembali uang mereka sebesar 3% setelah mereka sudah mengumpulkan 100 poin. Harga sembako kami tidak lebih mahal dari toko lain, tapi kekuatan kami ada di member,” ucap Sugiyono.

Baca juga: Legend! Jualan Sejak 1987, Pentol Mbah Darto Sragen Paling Favorit

Koin Crypto

Kepada para mitra bisnis semut rangrang, Sugiyono kerap mengatakan MSB memiliki pengaman kuat. Salah satu pengaman yang dimaksud adalah koin crypto. Kendati begitu, Sugiyono menjadikan koin crypto itu bukan sebagai pengaman utama.

“Crypto itu hanya salah satu bisnis pengaman. Ibu bukan tempat simpanan uang. Tapi ketika nanti memungkinkan, bisa saya jadikan sebagai salah satu sumber untuk menyelesaikan pengembalian uang mitra. Sebab, kita tahu faktanya crypto tidak bisa dipastikan. Jadi, itu bukan jadi sumber utama [untuk mengembalikan uang mitra],” jelasnya.

Sugiyono menjelaskan uang Rp1,5 triliun itu merupakan modal dan hasil untuk para mitra bisnis semut rangrang. Dana itu berasal dari 9.397 mitra yang terbagi dalam 700.877 paket semut rangrang.

Baca juga: Tergeletak, Mayat Pemuda dengan Luka Leher di Manisrenggo Klaten Sempat Dikira Pemuda Mabuk

Data tersebut berasal dari dana yang dihimpun masing-masing koordinator wilayah. Jumlah itu masih akan diverifikasi lagi di tingkat koordinator.

“Nanti saya butuh pengertian mitra, apakah dengan kondisi seperti ini, mereka menginginkan pengembalian modal saja atau dengan hasilnya. Nanti akan kami bicarakan baik-baik dengan mitra,” papar Sugiyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya