SOLOPOS.COM - Salah satu adegan drama Jangkar Babu Sangkar Madu di teater Garasi, Jogja. (JIBI/HARIAN JOGJA/Ist)

BANTUL—Problematika Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang tengah bekerja di luar negeri selalu menarik untuk diulas. Bertempat di Studio Teater Garasi, Jalan Bugisan Selatan, kelompok teater Garasi mencoba mengangkat kisah para TKI dalam balutan drama dengan lakon Jangkar Babu Sangkar Madu, pada Kamis dan Jumat (25-26/4).
Pementasan ini merupakan kali kedua. Sebelumnya,  teater Garasi mementaskan naskah yang bersinggungan dengan TKI pada 2008 lalu. Hanya saja, pada naskah kali ini teater Garasi akan menyuguhkan TKI dari sudut pandang lain yang belum pernah diangkat kepermukaan.
B. Verry Handayani, sutradara pertunjukkan menjelaskan dalam pentas berdurasi 50 menit ini ia ingin mengangkat sesuatu hal yang belum terfikirkan banyak orang. Salah satunya ialah ketrampilan TKI dalam memasak aneka menu timur tengah. Para TKI juga menjadi mahir beberapa bahasa Asia.
“Selama ini kita selalu melihat sisi kesedihan TKI seperti mengalami penyiksaan ataupun tidak mendapatkan gaji. Nah, dalam pentas ini kami ingin mengangkat sisi berbeda mengenai TKI,” katanya saat ditemui Harian Jogja, Rabu (24/4) di studio teater garasi, Jalan Bugisan Selatan.
Verry menambahkan, naskah Jangkar Babu, Sangkar Madu merupakan kisah nyata. Pada September 2012 lalu, Teater Garasi melakukan riset mendalam di Desa Jangkaran, Kulonprogo untuk mewawancarai sejumlah warga disana. Kebetulan, 80% warga disana pernah  menjadi TKI di beberapa negara Asia seperti Arab Saudi dan Taiwan.
Uniknya, sambung Verry, kebiasaan mereka selama menjadi TKI di negeri orang masih dibawa di desa mereka tinggal. “Mereka kalau sedang berkumpul kadang kadang masih suka ngomong Arab dan Taiwan. Bahkan mereka memiliki ketrampilan memasak makanan khas disana,” terangnya.
Menurut Verry, ketrampilan yang dimiliki masyarakat Jangkaran itu merupakan fenomena menarik. Apalagi jika dihadapkan dengan isu isu soal pembangunan Bandara di Kulunprogo.
“Dengan keahlian yang mereka miliki seharusnya mereka bisa meningkatkan perekonomian mereka. Misalnya saja membuka restoran khas Timur Tengah disana atau membuka kursus bahasa asing,” ucapnya.
Sementara kondisi saat ini, kata Verry masyarakat disana lebih berorientasi pada bagaimana mereka mendapatkan uang banyak dan bisa membangun rumah bagi keluarganya. “Membangun rumah masih menjadi kebiasaan TKI disana dan mungkin TKI di Indonesia. Karena mereka beranggapan bahwa dengan membangun rumah gengsi mereka akan terangkat,” terangnya.
Oleh karenanya dengan pementasan ini, ia berharap bisa sudut pandang lain bagi para TKI bahwa sejatinya dengan ketrampilan yang mereka dapatkan selama bekerja di tanah rantau bisa lebih diberdayakan. Di satu sisi, dengan pementasan ini, pihaknya ingin memberikan fakta lain bahwa tidak selamanya TKI yang bekerja disana selalu mendapatkan pengalaman pahit seperti yang kerap diberitakan selama ini.
Lakon Jangkar Babu, Sangkar Madu akan dimainkan oleh lima aktor teater garasi yaitu Tita Dian Wulansari, Siti Fuziah, Febrinawan Prestianto, Febrianus Anggit, dan Elizabeth Lespirata. Kelima aktor akan memerankan karakter lima tokoh yang diwawancarai teater garasi saat melakukan wawancara terhadap sejumlah TKI di Desa Jangkaran, Kulonprogo.
Verry menambahkan tehnik verbatim yang digunakan sebagai pertunjukkan teater ini agak sulit dilakukan karena para pemain harus sama persis mengucapkan perkataan narasumber yang diwawancarai.
“Termasuk gesture tubuh narasumber yang diwawancarai karena pendekatan ini seperti tehnik documenter sehingga detailnya harus kuat,” terangnya.

Salah satu adegan drama Jangkar Babu Sangkar Madu di teater Garasi, Jogja. (JIBI/HARIAN JOGJA/Ist)

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Setelah dipentaskan di studio teater garasi, pentas Jangkar Babu, Sangkar Madu akan diboyong ke Blitar, Jawa Timur pada 1 Mei mendatang sekaligus untuk memperingati hari buruh sedunia. Khusus saat tampil di Blitar, rencananya salah satu TKI Desa Jangkaran akan diajak untuk tampil bersama teater garasi.

“Kami akan meminta dia untuk membuat nasi kapsa [masakan khas Arab Saudi] yang akan disuguhkan kepada para TKI disana. Pentas ini sekaligus sebagai salah satu media kampanye bagi mereka yang berniat merantau ke negeri orang,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya