SOLOPOS.COM - Ilustrasi ekshibisionis (Pictagram)

Solopos.com, SOLO – Aksi ekshibisionis atau peneror alat kelamin seperti di Karawang, Jawa Barat dan Mojokerto, Jawa Timur pada Maret 2019 makin meresahkan masyarakat. Aksi mereka membuat korban berteriak atau diam terpaku karena ketakutan. Namun, ternyata reaksi tersebut malah membuat ekshibisionis senang.

Ekshibisionis melakukan aksi pamer alat kelamin di tempat umum agar dilihat dan diperhatikan orang lain. Mereka ingin orang lain terkejut dengan aksi tak senonoh yang merupakan bagian dari kelainan seksual itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ekshibisionis ingin membuat orang lain tercengang dengan kelakuannya. Beberapa orang mungkin ingin diberi kesan baik dan kalem. Sebagian yang lain ingin mendapat kesan seksi atau nyentrik. Namun, ada pula orang yang hanya ingin dirinya terkesan buruk, ya seperti para ekshibisionis ini,” tutur Stephen Hart, psikolog forensik Kanada dalam laman Verywellfit, seperti dikutip Solopos.com, Kamis (26/9/2019).

Memamerkan alat kelamin di depan umum membuat beberapa ekshibisionis terangsang. Sedangkan ekshibisionis lain merasa semakin puas dan berkuasa atas korban yang menunjukkan reaksi terkejut serta ketakutan.

Jadi, berteriak, menangis, berlari, atau menunjukkan ekspresi ketakukan bukan reaksi tepat ketika bertemu peneror alat kelamin. Nah, tahukah Anda bagaimana cara mengatasi teror ekshibisionis? Simak ulasan beriku:

Segera menghindar

Jangan memberi reaksi yang berlebihan seperti berteriak dan berlari saat dicegat ekshibisionis. Stephen Hart melarang korban diam di tempat, mendekati, atau menyerang ekshibisionis tanpa alasan. Tinggalkan peneror secepat dan setenang mungkin.

Berikan ekspresi tak terduga

Berikan reaksi yang tak terpikirkan oleh ekshibisionis. Memasang ekspresi datar, jijik, memanggilnya pecundang, atau mengejek alat kelamin menjadi cara tepat untuk menghadapi ekshibisionis.

Melawan

Bila ekshibisionis mendekat, segera cari pertolongan dan lari ke tempat aman. Jika mereka menyergap, serang sekuat mungkin atau berpura-puralah mencapai kenikmatan seksual agar mereka kecewa.

Jangan berteriak

Segera alihkan perhatian tubuh dan jangan berikan reaksi emosional kuat, seperti menangis dan berteriak di depan ekshibisionis. Patti Wood, pakar bahasa tubuh Amerika Serikat, mengungkapkan ekshibisionis mencari perhatian dan reaksi berlebihan dari korbannya untuk mencapai kepuasan seksual.

Lapor ke polisi

Segera lapor ke polisi setelah meninggalkan si peneror alat kelamin. Berikan laporan lengkap terkait pelaku ekshibisionisme agar segera ditangkap.

Ingat wajah dan ciri si ekshibisionis

Stephanie Smith, psikolog Amerika Serikat, menganjurkan korban mengingat wajah dan ciri-ciri si peneror. Ambil foto mereka untuk dijadikan bukti kepada polisi.

Menganggap ekshibisionisme sebagai perilaku yang biasa saja merupakan kesalahan besar. Hal itu justru membuat pelaku mengulangi perilaku buruknya di kemudian hari. Beberapa ekshibisionis bahkan tidak hanya memamerkan alat kelamin. Mereka bisa nekat melakukan pelecehan seksual dengan paksaan, seperti pemerkosaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya