SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO &ndash;</strong> Putus cinta dalam sebuah hubungan adalah hal wajar. Namun perlu Anda ketahui perpisahan ternyata dapat mempengaruhi <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180919/485/940551/alasan-susu-segar-paling-baik-dikonsumsi">kesehatan</a> tubuh.</p><p>Masalah yang timbul pada tubuh bisa bersifat fisik, emosional atau mental. Dalam beberapa kasus, ada yang sampai bunuh diri. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah beberapa masalah <a href="http://lifestyle.solopos.com/read/20180919/485/940561/cara-sehat-usir-lapar-tanpa-takut-gemuk">kesehatan</a> yang dapat timbul saat putus cinta seperti dilansir <em>Antara</em> dari <em>Boldsky.com</em>, Rabu (19/9/2018):</p><p><strong>1. Respons melemah</strong><br />Putus cinta akan membuat tubuh menjadi stres dan ini mempengaruhi respons Anda seperti konsentrasi yang buruk, cemas yang berlebihan yang suatu saat bisa berubah menjadi depresi.</p><p><strong>2. Mempengaruhi rasa lapar dan jam tidur</strong><br />Saat putus cinta, tubuh cenderung melepaskan hormon stres yang disebut dengan kortisol. Ini memainkan peran untuk mengalihkan darah dari sistem pencernaan Anda. Hal tersebut dapat memicu kondisi seperti sindrom iritasi usus (IBS) yang akan membuat makan berlebihan atau makan lebih sedikit.<br />Berbicara tentang tidur, insomnia atau hypersomnia adalah fenomena umum yang dialami orang-orang yang baru berpisah. Anda akan merasa energinya lebih rendah, stres, depresi dan lainnya.</p><p><strong>3. Menyebabkan pelepasan neurotransmitter dopamine</strong><br />Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Colombia University menemukan cinta mempengaruhi otak Anda secara signifikan. Hal ini mirip dengan cara kerja otak para pecandu kokain terpengaruh selama pemakaian. Sebuah neurotransmiter yang disebut dopamin dilepaskan oleh beberapa bagian otak, hormon ini memainkan peran penting dalam otak dan tubuh. Itu akhirnya membuat kita terobsesi dengan orang yang paling kita sukai.</p><p><strong>4. Merilis hormon stres</strong><br />Kortisol adalah hormon stres yang dilepaskan ketika seseorang sedang mengalami stres serta kadar glukosa darah rendah. Salah satu pemicunya adalah putus cinta atau patah hati. Patah hati akan menyebabkan hormon kortisol lebih lama berada di dalam tubuh. Ini akan mempengaruhi Anda sehingga jadi lebih stres, sering ketakutan, kelelahan fisik dan lainnya.</p><p><strong>5. Melemahkan sistem kekebalan tubuh</strong><br />Patah hati akan melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda dengan mematikan bagian-bagian tertentu dari tubuh yang bertugas memerangi mikroba penyebab penyakit. Ini akan membuat Anda lemah dan menjadi lebih sensitif terhadap penyakit.</p><p><strong>6. Mengalami sindrom patah hati</strong><br />The American Heart Association mengungkapkan saat putus dengan seseorang, Anda akan mengidap yang namanya sindrom patah hati. Sebagian dari jantung Anda tidak memompa dengan baik, sementara yang lainnya melakukan fungsi seperti biasa, yang berarti kontraksi bisa menjadi lebih kuat. Gejala-gejala sindrom patah hati itu meliputi detak jantung yang tidak teratur dan nyeri dada. Oleh karena itu sering disalahartikan sebagai serangan jantung.</p><p><strong>7. Menyebabkan masalah kulit</strong><br />Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan masalah kulit seperti jerawat. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 oleh para peneliti di Wake Forest University di North Carolina menemukan bahwa orang yang mengalami tingkat stres berlebihan seperti saat putus, 23 persen lebih banyak resiko berjerawat. Studi tersebut juga mengungkap bahwa stres dapat memicu peradangan dan jerawat adalah hasil dari peradangan kulit.</p>

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya