SOLOPOS.COM - Usahakan untuk membuat kunjungan ke dokter gigi terasa menyenangkan bagi anak. (Istimewa/Freepik)

Solopos.com, SOLO — Masalah kesehatan gigi anak sering kurang mendapat perhatian selain hanya ketika anak mengalami sakit gigi. Padahal setiap pertumbuhan fisik anak termasuk pertumbuhan giginya perlu mendapat perhatian.

Salah satunya soal kapan gigi anak kali pertama tumbuh. Menurut salah satu dokter gigi anak di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Solo, Drg. Rahastuti, SpKGA (Spesialis Kedokteran Gigi Anak), dalam rilis yang diterima Solopos.com, Jumat (27/1/2023), range gigi anak kali pertama tumbuh adalah dari usia 4-15 bulan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Paling cepat adalah usia 4 bulan, ada juga yang usia 15 bulan baru tumbuh. Selama masih range itu masih dalam batas wajar. Batasnya apabila usia 18 bulan belum ada yang tumbuh, periksakan ke dokter gigi anak,” ujar Drg. Rahastuti.

Dijelaskan, penyebab gigi telat tumbuh dari beberapa jurnal dikaitkan dengan berat badan ketika lahir, misalnya bayi premature, tumbuh gigi menjadi agak terlambat, tetapi itu tidak selalu. Terlambatnya gigi juga bisa disebabkan karena asupan nutrisi ibu kurang seperti kalsium, mineral, vitamin D, dan vitamin yang lainnya ketika mengandung.

“Pembentukan gigi sudah dimulai ketika anak dalam kandungan oleh karena itu asupan nutrisi ibu ketika mengandung harus tercukupi karena sangat memengaruhi hal tersebut,” ujarnya.

Dia menjelaskan gigi susu dan gigi tetap sebenarnya memiliki fungsi yang sama seperti mengunyah, estetika, dan berkomunikasi membantu proses wicara. Oleh karena itu gigi susu itu memiliki fungsi yang sama pentingnya dengan gigi tetap untuk membantu pengunyahan.

Anak masih dalam masa pertumbuhan sehingga anak memerlukan nutrisi yang cukup untuk proses ini. Anak membutuhkan makan untuk bertumbuh, makanan yang didapat itu harus masuk ke dalam mulut terlebih dahulu oleh anak.

“Oleh karena itu, mindset bahwa gigi susu anak keropos itu tidak masalah adalah salah karena gigi susu itu memiliki manfaat yang banyak,” ujarnya.

Dijelaskan gigi susu berganti kurang lebih anak usia 6 tahun, tetapi ini tidak semua langsung berganti dengan gigi tetap.

“Ada range, nanti selesai berganti pada usia 12-13 tahun, biasanya dari gigi depan dulu dari usia kurang lebih 6 tahun baru ke gigi geraham nanti berganti pada usia 9-11 tahun,” ujarnya.

Salah satu masalah yang sering terjadi pada anak-anak adalah karies. Menurut Rahastuti, penyebab karies gigi antara lain tidak rajin sikat gigi, cara dan waktu menyikat gigi keliru, minum susu botol hingga tertidur, dan mengemut makanan.

“Kalau kita mengemut makanan, gigi akan terendam dengan makanan didalam mulut dalam waktu yang lama, rongga mulut akan asam. Begitu pula karena mengedot susu botol, susu botol akan menggenang dan gigi depan atas yang karies, jadi setelah mengedot paling tidak di lap pake washlap atau tisu basah untuk rongga mulut, dan dari umur 1 tahun, anak sudah berhenti mengedot botol susu,” jelasnya.

Masalah lain yang sering terjadi pada anak adalah gigi berlubang. Gigi anak bisa berlubang sejak dini misalnya ketika anak masih berusia 3 tahun.

“Jangan lantas berharap nanti giginya juga ganti, padahal untuk gigi tersebut ganti masih lama, masih 5 tahun lagi, tentu saja akan kasian ke anaknya pasti lama-lama akan merasakan sakit,” ujarnya.

Mengajak Anak ke Dokter Gigi

Salah satu dokter gigi di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Solo, Drg. Rahastuti, SpKGA. (Istimewa)
Salah satu dokter gigi anak di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Solo, Drg. Rahastuti, SpKGA. (Istimewa)

Perawatan gigi anak di dokter gigi dimulai dari sejak gigi anak tersebut kali pertama tumbuh atau selambat-lambatnya 6 bulan dari sejak gigi pertama kali tumbuh, yaitu ketika anak berusia 6 bulan sampai 1 tahun.

Rahastuti menjelaskan  ada tiga hal yang perlu dilakukan ketika membawa anak kali pertama ke dokter gigi yaitu adaptasi, edukasi, dan deteksi dini.

Adaptasi adalah memperkenalkan anak supaya anak terbiasa dengan lingkungan dokter gigi. Dengan pemeriksaan sejak dini tentu anak menjadi lebih terbiasa.

Edukasi maksudnya adalah mendorong orang tua bertanya ke dokter gigi mengenai keadaan gigi anaknya seperti apa, atau bagaimana cara menyikat gigi anak yang benar.

Sementara deteksi dini ini diperlukan apabila memang nanti ketika pemeriksaan ada gigi yang berlubang, bisa langsung ditambal sebelum terasa sakit, tentu hal ini juga membuat anak menjadi lebih merasa nyaman.

Saat anak kali pertama datang untuk periksa gigi, dokter akan melakukan pemeriksaan dengan cara semenyenangkan mungkin. Hal ini bertujuan agar anak tidak takut menjalani proses perawatan gigi.

Berikut beberapa perawatan yang dilakukan oleh dokter gigi dalam kunjungan pertama anak:

  • Memeriksa gigi anak secara keseluruhan
  • Memeriksa apakah ada gigi yang berlubang atau rusak
  • Memeriksa cara anak menggigit, perlukah menggunakan kawat gigi, apakah ada kesalahan pada gigi, rahang, atau jaringan di dalam mulut
  • Membersihkan gigi anak

Selain melakukan pemeriksaan pada anak, dokter gigi biasanya juga akan memberikan edukasi kepada orang tua mengenai cara merawat gigi anak di rumah.

Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua dalam merawat gigi anak di rumah:

  • Menyikat gigi secara rutin 2 kali sehari, yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur
  • Memberikan anak gizi seimbang, dan membatasi makanan manis
  • Mengajarkan anak untuk menghentikan kebiasaan menghisap jempol atau minum susu lewat dot, karena kebiasaan ini akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan gigi serta rahang anak

Ketika kali pertama mengunjungi dokter gigi, anak mungkin akan merasa takut karena dia belum mengerti apa yang akan dilakukan dokter gigi.

Berikut beberapa tips agar kunjungan pertama anak ke dokter gigi berlangsung menyenangkan:

  • Beri intro dulu ke anak sebelum anak dibawa ke dokter gigi, dengan menggunakan media seperti buku atau video Tunjukkan sikap yang tenang saat berada di dokter gigi atau saat membicarakan tentang pemeriksaan gigi
  • Jangan menakut-nakuti anak dengan menggunakan periksa gigi sebagai ancaman bila mereka berperilaku tidak baik. Hal ini akan membuat anak menilai kunjungan ke dokter gigi adalah hal yang menakutkan.
  • Pilihlah klinik atau dokter gigi khusus anak.

“Cobalah terapkan beberapa tips di atas agar kunjungan ke dokter gigi terasa menyenangkan bagi anak. Dan yang tidak kalah penting adalah memberikan pemahaman kepada anak mengenai pentingnya merawat gigi. Perlu diingat, jangan menggunakan dokter gigi sebagai ancaman agar anak mau merawat gigi, ya,” ujar Rahastuti.

 



 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya